PENGARUH UTANG PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. LATAR BELAKANG

Kampanye Capres-cawapres memanas. Salah satu kubu menyinggung tingginya hutang pemerintah dan juga peruntukkannya. Benar atau tidak kenyataan tersebut, perlu kita buktikan. Menurut Hekinus Manao trend utang luar negeri dalam LKPP beberapa tahun terakhir menunjukkan pengurangan. Lalu dari data mana yang dipakai Capres yang bersangkutan? Yang perlu kita ketahui saat ini adalah bagaimana kajian ilmiah dan empirik tentang seberapa besar lavarage utang luar negeri terhadap salah satu tujuan pembangunan ekonomi yaitu: pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi (economic growth) mengukur prestasi dari perkembangan sesuatu perekonomian. Dalam analisis makroekonomi tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara diukur dari perkembangan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara (Sadono Sukirno, 1999). Guna mencapai tingkat perekonomian tertentu dalam sistem perekonomian terbuka, peranan pemerintah amat diperlukan.

Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai instrumen fiskal pemerintah senantiasa diarahkan untuk menjaga dan mempertahankan stabilitas ekonomi makro serta sekaligus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi di Indonesia ditopang dari sumber-sumber dana dari dalam negeri dan luar negeri. Sumber pembiayaan dalam negeri berasal dari tabungan pemerintah, tabungan masyarakat serta utang domestik. Sedangkan pembiayaan dari luar negeri berasal dari penanaman modal asing dan utang yang diperoleh dari lembaga-lembaga internasional dan negara-negara sahabat baik dalam rangka bilateral maupun multilateral.

Indonesia selama ini menempatkan utang sebagai salah satu tiang penyangga pembangunan. Kebijakan anggaran belanja berimbang pemerintah Indonesia menempatkan utang luar negeri sebagai komponen penutup kekurangan. Saat Indonesia mendapat rejeki berlimpah dari oil boom, utang luar negeri tetap saja menjadi komponen utama pemasukan di dalam angaran belanja pemerintah. Bahkan saat Indonesia telah mulai menganut sistem anggaran defisit/surplus sejak tahun 2005, komponen pembiayaan utang luar negeri cukup besar. Padahal di dalam kebijakan ekonominya pemerintah selalu mengatakan bahwa utang luar negeri hanya menjadi pelengkap belaka (Makmun, 2005). Lampiran Keputusan Menteri Keuangan Nomor 447/KMK.06/2005 tentang Strategi Pengelolaan Utang Negara tahun 2005-2009 menyebutkan sampai saat ini, utang masih merupakan sumber utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit maupun untuk pembayaran kembali pokok utang yang telah jatuh tempo (refinancing).

Makmun (2005) berpendapat adanya utang luar negeri juga membuat pemerintah tidak serius mengumpulkan pendapatan dari dalam negeri. Beberapa kekurangan yang terjadi di dalam penyusunan RAPBN dianggap oleh pemerintah dapat ditutup dari perolehan pinjaman luar negeri.

B. RUMUSAN MASALAH

Pertanyaannya sekarang, bagaimana pengaruh utang luar negeri dewasa ini terhadap pertumbuhan ekonomi? Apakah situasi ekonomi sekarang telah berubah sehingga secara empiris dapat dibuktikan kebenaran teori ICOR? Lalu bagaimana dengan instrument utang baru saat ini? Surat Berharga Negara misalnya? Jawabannya tidak semudah kita berteriak dalam kampanye menkritik pemerintah terkait utang pemerintah, tapi

BAB II

PEMBAHASAN

PENGARUH UTANG PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

 

A. KONSEP PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang (Sukirno, Sadono, 2004).

M. Todaro (1998) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cepat menjadi pekerjaan utama dan tumpuan perhatian utama para pakar ekonomi, perencana, para pembuat keputusan dan politikus di negara-negara berkembang selama tiga dasawarsa ini. Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai prasyarat utama dalam mencapai taraf kehidupan yang lebih tinggi bagi seluruh anggota masyarakat di negara yang bersangkutan. Itu pula sebabnya pertumbuhan ekonomi menjadi inti usaha pembangunan. Akan tetapi, saat ini berkembang pula pandangan bahwa aspek lain tak kalah penting dalam pembangunan seperti pemerataan pendapatan dan hasil-hasil pembangunan, pengentasan kemiskinan, serta penanggulangan masalah pengangguran.

B. KONSEP INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)

Sadono Sakirno (1999) menyebutkan Teori Harrod-Domar menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Syarat untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan mencapai kapasitas penuh dalam jangka panjang. Pertumbuhan itu sendiri bisa direalisasikan dengan mengikuti rumus matematis Harrod Domar melalui pemupukan tabungan nasional (kapitalisasi) yang terus menerus. Rumus Harrod-Domar ini oleh ahli ekonomi pembangunan di pelbagai belahan dunia manapun termasuk Indonesia dijadikan patokan untuk menetapkan tingkat efisiensi pembangunan lewat formula besaran ICOR (Incremental Capital Output Ratio).

ICOR (Incremental Capital Output Ratio) adalah suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikkan/menambah satu unit output. Besaran ICOR diperoleh dengan membandingkan besarnya tambahan kapital dengan tambahan output. karena unit kapital bentuknya berbeda-beda dan beraneka ragam sementara unit output relatif tidak berbeda, maka untuk memudahkan penghitungan keduanya dinilai dalam bentuk uang (nominal). Pengkajian mengenai ICOR menjadi sangat menarik karena ICOR dapat merefleksikan besarnya produktifitas kapital yang pada akhirnya menyangkut besarnya pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai. Kebutuhan dana investasi yang diperlukan untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dengan pendekatan ICOR (Incremental Capital Ouput Ratio).

k = s/g atau g = s/k

g  =  target pertumbuhan ekonomi

s  =  saving ratio

k  =  ICOR

Bila ICOR suatu negara sebesar 4 dan laju pertumbuhan ekonomi pada tingkat 6,5% maka diperlukan saving ratio (s) sebesar 26% untuk dapat memertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5%. Apabila sumber dalam negeri yang dapat dihimpun sebesar 20% maka diperlukan sumber dana luar negeri sebesar 6%.

C. KEYNES APPROACH:  DUAL ANALYSIS GAP

Kebutuhan sumber dana luar negeri  yang disebabkan karena kebutuhan dana investasi tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh sumber dana dalam negeri dapat diuraikan dengan menggunakan Dual Analysis Gap. Secara teoritis, utang luar negeri dapat didekati dengan melalui pendekatan nasional Keynes untuk perekonomian terbuka. Untuk menjelaskan secara ringkas Dual Analysis Gap tersebut dapat ditunjukkan melalui persamaan pendapatan nasional.

Akibat dari adanya kesenjangan antara tabungan nasional yang berhasil dihimpun dengan besarnya kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai investasi domestik baik yang dilakukan oleh pihak swasta maupun pemerintah, maka sumber-sumber pembiayaan asing dan dalam negeri dicari untuk menutupi kesenjangan tersebut.

Pembiayaan dapat dilakukan dengan meningkatkan tabungan nasional dalam negeri melalui kebijakan menekan pengeluaran (expenditure dampening policy). Dalam dekade terakhir ini, pembiayaan dari dalam negeri juga dilakukan dengan melakukan penerbitan Surat Berharga Negara. Jika pembiayaan dari dalam negeri tersebut belum cukup, maka diperlukan alternatif lain yaitu melalui tabungan luar negeri (foreign saving), yang meliputi pinjaman luar negeri dan penanaman modal asing.

D. PENELITIAN TERDAHULU TENTANG UTANG LUAR NEGERI

M. Todaro (1998) berpendapat bahwa akumulasi utang luar negeri (external debt) merupakan suatu gejala umum yang wajar. Rendahnya tabungan dalam negeri tidak memungkinkan dilakukannya investasi secara memadai, sehingga pemerintah negara-negara berkembang harus menarik dana pinjaman dan investasi dari luar negeri. Bantuan luar negeri dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam usaha negara yang bersangkutan guna mengurangi kendala utamanya yang berupa kekurangan devisa, serta untuk mempertinggi tingkat pertumbuhan ekonominya.

Dampak utang luar negeri (LN) pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi banyak dipertanyakan orang. Beberapa pengalaman dan bukti empiris juga telah menunjukkan bahwa sejumlah negara yang memanfaatkan pinjaman luar negeri untuk  melaksanakan pembangunannya dapat berhasil dengan baik, dalam arti negara tersebut dapat meningkatkan taraf perekonomiannya dan sekaligus dapat membayar kembali utang luar negerinya. Tidak sedikit pula negara yang mempunyai pengalaman sebaliknya, yaitu kondisi perekonomian yang mengalami kemerosotan, sehingga memerlukan bantuan dari donor untuk menghapus sebagian utang-utangnya. Dalam berbagai model analisis regresi, jarang ditemukan dampak positif utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan dengan model tertentu, terlihat bahwa utang luar negeri justru berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian Umar Juoro (1994) menunjukkan faktor investasi dan keterbukaan ekonomi dalam berbagai model selalu berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pinjaman luar negeri menunjukkan hubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, sekalipun hasil dari penggunaan model tertentu ada juga yang membuktikan dampak positif utang luar negeri.

Tidak hanya di Indonesia, perdebatan mengenai dampak utang luar negeri pada pertumbuhan ekonomi di berbagai negara pun sudah lama diperdebatkan. Berbagai studi empiris menunjukkan hubungan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi berkorelasi negatif, meski sejumlah penelitian juga menolak kesimpulan itu. Namun demikian, karena utang luar negeri juga merupakan bagian dari investasi, seharusnya berdampak positif pada pertumbuhan.

Secara teoretis pada tahun 1950 dan 1960-an, dalam semangat duet ekonomi Harrod-Domar, utang luar negeri dipandang mempunyai dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan tabungan masyarakat sebagai dampak lanjutannya. Alasannya, aliran utang luar negeri dapat meningkatkan investasi yang selanjutnya meningkatkan pendapatan dan tabungan domestik dan seterusnya. Secara teori, utang luar negeri justru menghasilkan dampak pengganda (multiplier effects) yang positif pada perekonomian.

Pada tahun 1970-an, dua ekonomi lain yaitu: Keith Griffin dan John Enos dalam bukunya “Foreign Assistance: Objectives and Consequences” membuktikan utang luar negeri berdampak negatif pada pertumbuhan. Mereka mengajukan bukti empiris bahwa utang luar negeri berkorelasi negatif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan tabungan masyarakat. Utang luar negeri telah membuat pemerintah meningkatkan pengeluaran yang mengurangi dorongan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan sebagainya.

Hasil yang serupa juga dikemukakan oleh Rahman (1979), Weiskoft (1972) Chenery dan Strout (1979), Hujman (1968) dan Mudrajat Kuncoro (1982) yang menunjukkan bahwa modal asing berpengaruh negatif terhadap tabungan domestik di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Di samping itu, arus modal asing juga dapat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, walaupun secara statistik tidak signifikan. Studi-studi tersebut juga menemukan bahwa tabungan domestik lebih penting peranannya daripada modal asing, baik secara kuantitatif maupun statistik dalam menentukan pertumbuhan ekonomi.

Padat tahun 1980-an, muncul para ekonom yang mengatakan bahwa utang luar negeri tidak terlihat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi karena negara yang menjadi obyek penelitian adalah negara dengan pendapatan per kapita sangat rendah. Ada juga ada ekonom lain yang mengatakan sudah barang tentu utang luar negeri berdampak negatif, karena ada faktor nonekonomi yang umumnya luput dari penelitian para ekonom tapi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yakni adanya peperangan, gangguan politik, perubahan terms of trade hasil pertanian secara tiba-tiba disertai bencana alam.

Dari hasil penelitian Arif dan Sasono (1984) dalam periode 1970-1977 diperoleh bukti bahwa hutang luar negeri bersama dengan investasi asing langsung berpengaruh negatif dan hutang luar negeri ternyata juga terus menerus mengalami penurunan kemampuan dalam membiayai impor barang dan jasa. Studi yang dilakukan Arief dan Sasono (1987) berkaitan dengan hutang luar negeri dengan investasi asing menemukan bahwa koefisien regresi yang negatif meskipun secara statistik tidak signifikan. Sedangkan penelitian Kuncoro (1988) menyimpulkan bahwa bantuan luar negeri membawa dampak langsung dan dampak total yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan dampak positif terhadap tabungan dalam negeri.

Penelitian pada tahun 1988 oleh Rana dan Dowling di negara-negara Asia, dengan menggunakan data time series dan cross section, menunjukkan memang tidak ada kaitan yang berarti antara utang luar negeri dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian tahun 1992 oleh ekonom Snyder juga menunjukkan sangat kecil dampak utang luar negeri pada pertumbuhan.


BAB III

KESIMPULAN

 

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang (Sukirno, Sadono, 2004).

ICOR (Incremental Capital Output Ratio) adalah suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikkan/menambah satu unit output. Besaran ICOR diperoleh dengan membandingkan besarnya tambahan kapital dengan tambahan output. karena unit kapital bentuknya berbeda-beda dan beraneka ragam sementara unit output relatif tidak berbeda, maka untuk memudahkan penghitungan keduanya dinilai dalam bentuk uang (nominal).

Dampak utang luar negeri (LN) pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi banyak dipertanyakan orang. Beberapa pengalaman dan bukti empiris juga telah menunjukkan bahwa sejumlah negara yang memanfaatkan pinjaman luar negeri untuk  melaksanakan pembangunannya dapat berhasil dengan baik, dalam arti negara tersebut dapat meningkatkan taraf perekonomiannya dan sekaligus dapat membayar kembali utang luar negerinya


BAB IV

 

A. PENUTUP

Dampak utang luar negeri (LN) pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi banyak dipertanyakan orang. Beberapa pengalaman dan bukti empiris juga telah menunjukkan bahwa sejumlah negara yang memanfaatkan pinjaman luar negeri untuk  melaksanakan pembangunannya dapat berhasil dengan baik. Dalam berbagai model analisis regresi, jarang ditemukan dampak positif utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan dengan model tertentu, terlihat bahwa utang luar negeri justru berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

B. SARAN

Dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkakan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia adalah karena ekonomi nasional terlalu tergantung terhadap pinjaman luar negeri. Dengan adanya faktor yang menyebabkan terjadinya krisis tersebut, maka Indonesia seharusnya tidak terlalu bergantung terhadap pinjaman luar negeri

.

DAFTAR PUSTAKA

 Adwin Surya Atmadja. 2001. Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Perkembangan Dan Dampaknya. Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra.

  • Antoni., SE., ME. 1427 H. Dampak Hutang Luar Negeri Dan Variabel Makro Ekonomi Lainnya Terhadap Perekonomian Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Bung Hatta.
  • Kameo, Daniel D, PhD. 2004. Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kesejahteraan. Suara Merdeka Online, Selasa, 27 Juli 2004.
  • Makmun, 2005. Pengelolaan Utang Negara dan Pemulihan Ekonomi. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Edisi Khusus November 2005. Jakarta: BAPPEKI.
  • Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta.
  • Suhud, Muhammad. 2004. Utang Indonesia Pasca Program IMF. INFID Annual Lobby. Jakarta: INFID.

Sukirno, Sadono. 1999. Pengantar Teori Makro ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Cara menginstall Windows 8

Windows 8 logo

Cara instal windows 8 sangatlah mudah, mirip dengan cara instal windows 7, namun ada beberapa perbedaan terutama saat Anda selesai menginstall Windows. Anda akan dibawa untuk membuat profile account online atau yang lebih di kenal dengan sebutan Microsoft account, itu jika komputer Anda terhubung ke jaringan internet, jika tidak Anda bisa juga membuat Local account seperti yang biasa Anda lakukan pada versi-versi Windows sebelumnya.

Sebelum Anda mulai mempelajari cara instal windows 8, Anda harus memperhatikan dulu spesifikasi atau ketentuan hardware komputer yang Anda miliki, apakah sudah memenuhi syarat untuk menjalankan Windows 8 atau belum ?. Berikut spesifikasi minimal yang harus komputer Anda penuhi :

Windows 8 x86 (versi 32-bit)

  • 1GHz Processor
  • 1GB RAM
  • 16GB Space Hard Disk
  • DirectX 9 graphics device dengan WDDM 1.0 atau diatasnya

Windows 8 x86_64 (versi 64-bit)

  • 1GHz Processor
  • 2GB RAM
  • 20GB Space Hard Disk
  • DirectX 9 graphics device with WDDM 1.0 atau diatasnya

Saya rasa spesifikasi komputer diatas tidak berat-berat amat, karena komputer yang diproduksi diatas tahun 2000 sudah bisa memenuhi standar minimun diatas. Tentu saja semakin tinggi spesifikasi komputer yang Anda miliki dibanding spek minimun diatas maka akan semakin lancar jaya lah Windows 8 Anda nantinya.

1. Siapkan DVD installer windows 8

2.  jalankan komputer dan setting bios agar booting lewat CD/DVD atau setting menjadi USB/Flashdisk jika menggunakan USB/Flashdisk…Booting Install lewat Flashdisk

3. masukan DVD installer windows 8

4. Tekan sembarang tombol saat muncul boot from cd or dvd

press any key

5. setalh itu akan terlihat seperti ini

1. CaraInstall1

 

6. Setelah file yang diperlukan akan disalin, setup dimulai dengan menanyakan apa bahasa, waktu, mata uang dan pengaturan input keyboard yang ingin Anda gunakan. Membuat pilihan yang Anda inginkan dan klik Next.

install_windows8-2

 

7. Tekan Tombol Install now untuk memulai installasi

install_windows8-3

 

8.  masukan kunci produk, dan klik bext (jika menemui sperti gambar di bawah ini)

install_windows8-4

 

9. jika tidak menemui, lanjut centang “I accept the license terms” lalu klik tombol Next

acep lisensi

 

10. Pilih “Custom: Install Windows only (advanced)

6. CaraInstall6

 

11.  Sekarang Anda akan diminta untuk memilih di mana Anda ingin menginstal Windows 8. Pilih partisi yang Anda inginkan dan klik Next. Jika Anda menginstal Windows 8 di mesin virtual, atau pada komputer baru Anda harus terlebih dahulu membuat partisi. Oleh karena itu klik Options Drive.

 install_windows8-7
 12. Kemudian, membuat partisi dengan menggunakan tombol New.
 install_windows8-8
13. Tentukan ukuran partisi dan klik Apply.
install_windows8-9

CATATAN: Windows 8 dipasang memiliki sekitar 10GB ruang tanpa tambahan khusus. Jika Anda ingin menginstal aplikasi lain, Anda harus membuat partisi yang lebih besar untuk itu. Buatlah minimal setidaknya 20 – 25 GB.

14. Anda akan diminta untuk mengkonfirmasi jika Anda OK dengan Windows 8 menciptakan sebuah partisi tambahan untuk file sistem, yang akan digunakan untuk boot dan pemulihan. Klik OK.
install_windows8-10
NB : Langkah dari nomer 11-14 itu untuk komputer yg baru di beli atau baru di rakit, belum pernah terpasang OS. jika sudah terpasang atau terinstall dulunya maka akan langsung d hadapkan dengan langkah nomer 15
 15. Pastikan partisi yang dipilih benar dan klik Next.
CATATAN: Pada langkah ini Anda juga dapat memformat partisi di mana Windows 8 akan diinstal, sebelum menekan Next.
install_windows8-11
 16. Instalasi akhirnya dimulai. Setup akan memakan waktu beberapa menit untuk menyalin semua file yang dibutuhkan dan menginstal sistem operasi.
proses2
17. jika install lewat Flashdisk/USB setelah langkah pada nomer 16 atau ketika proses intallasi berjalan, ketika mengalami restart, ketika itu langsung ubahlah kembali atau setting bios di komputer anda seperti semula atau defult optimaze (itu berguna untuk tidak mengalami pemutaran install yang mengulang seperti gambar langkah nomer 6).
18. tunggu dan biarkan saja
restart
19.
install_windows8-13
20.
.install_windows8-14
21. Pilih saja yang saya lingkari dengan warna kuning
install_windows8-15
lalu isikan nama user atau pengguna dan dan nama komputer sesuai dengan keinginan anda.
22.
install_windows8-23
23.
install_windows8-24
24. Finish
Fake_Windows_8_Start copy
Demikian selesai sudah, semoga bermanfaat…Good Luck always..

Membuat Flasdisk agar bisa di pakai untuk Menginstall Windows tanpa Software

Membuat flasdisk agar bisa booting atau sama saja membuat flasdisk menjadi seperti kaset CD/DVD dalam komputer untuk menginstall windows XP/Vista/7/8 tanpa software atau secara manual.

langusng saja untuk membuat Flasdiks agar bisa di pakai untuk menginstall windows di dalam komputer/notebook :

1. siapkan flasdisk berukuran lebih dari kapasitas file CD/DVD Windows.

2. Pastikan Anda memiliki File Iso atau CD/DVD isntaller Windows.

3. colokan Flasdisk anda ke komputer, ketik windows+r kemudian ketik cmd. kemudian pilih OK.

cmd

4. ketik DISKPART, terus enter

cmd diskpart

5. Ketik LIST DISK, maka akan muncul media penyimpanan di komputer anda, pastikan anda tahu betul yg mana flashdisk anda. Untuk mngetahuinya, cukup liat kapasitas size nya aja.

lIST DISK copy

6. Posisi flashdisk saya ada di disk 1, maka ketik SELECT DISK 1

7.Ketik CLEAN, enter.

8. Lalu ketik CREATE PARTITION PRIMARY, enter.

9. ketik SELECT PARTITION 1, enter

10. ketik ACTIVE, enter

11. ketik FORMAT FS=FAT32, enter

12. ketik ASSIGN, enter

13. EXIT, enter.

membuat boot fd

14. Selesai sudah. terakhir tinggal copykan semua isi file CD/DVD installer XP/Vista/7/8  ke dalam falsdisk tersebut.

Selamat flasdisk anda sudah bisa buat menginstall windows XP/Vista/7/8 sesuai yang anda inginkan.

Selamat mencoba dan semoga berhasil. semoga bermanafaat.

Sekian dan terimakasih.

All Converter Pro Versi 1.3 Full Version

allconverter_pro_icon_120All Converter adalah sebuah aplikasi program atau software yang berguna untuk mengconvert atau merubah file jenis video atau audio menjadi ke dalam berbagai jenis format 3GP, MP3, MP4, AVI, MPG, WMV, MPEG, FLV, HD, DVD, M2TS dan lain-lain!
Terpadu pemutar video!
Mengkonversi video ke iPod, iPad, iPhone, PS3, PSP, Blackberry, xBox, Zune, Apple TV, iRiver, dll
Mengatur bitrate audio video, frame rate

Bisa di terapkan dalam windows XP/Vista/7/8.

caranya :

1. Download filenya di http://www.allconverter.com/en/download/all-converter-pro/download (gratis)

2. Install file yang telah d download tadi ke dalam komputer anda.

3. sekarang kita kan membuat prgram ini menjadi full version atau permanen, yaitu pertama pastikan koneksi internet ada terputus (matikan koneksi internet) buka aplikasi yg sudah kita install tadi, kemudian pilih help, pilih dan klik Enter Activation Key,

 

aktipasiallconverter

lalu masukan tulisan di bawah ini :

Name : RaBBiT/SnD
Registration Email : rabbit@carrot.in
Key : 40344431681002435784

selesai, program telah menjadi full version.

NB : jika program tidak bisa di buka, buka melalui, explorer – Local Disk (C:) – Program Files – All Converter pro – All converter pro (application)

sperti pada gamabar :

allconverter

 

sekian dan terimakasih, semoga bermanfaat.

selamat mencoba…Gud lak..!!!

PISAU ANALISIS SOSIOLOGI PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT BERKEMBANG

BAB I

PENDAHULUAN

            Sosiologi Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi di antara individu dan kelompok, kelompok dengan kelompok, atau dengan perkataan lain secara khusus sosiologi pendidikan itu membicarakan, melukiskan dan menerangkan institusi, kelompok, sosial, dan proses sosial, hubungan antara relasi sosial di mana di dalam dan dengannya manusia memperoleh dan mengorganisir pengalamannya. Jadi sosiologi pendidikan tidak hanya terbatas pada studi di sekolah saja, tetapi lebih luas lagi ialah mencakup institusi sosial dengan batasan sepanjang pengaruh daripada totalitas milieukurtural terhadap perkembangan kepribadian anak.

Untuk dapat menganalisis sosiologi pendidikan dalam masyarakat berkembang dapat dilihat melalui tiga kelompok teori.

Pertama, Teori Modernisasi yang terutama menekankan faktor manusia dan nilai-nilai budayanya sebagai pokok persoalan dalam pembangunan.

Kedua,      Teori Ketergantungan yang merupakan reaksi teori modernisasi yang dianggap tidak mencukupi, bahkan menyesatkan.

Ketiga,      Teori Sistem Dunia yang pada dasarnya menolak teori ketergantungan yang dianggap terlalu menyederhanakan persoalan, padahal dalam kenyataannya gejala pembangunan di negara dunia ketiga jauh lebih kompleks.

Akibatnya teori ketergantungan gagal menjelaskan beberapa gejala pembangunan di Dunia Ketiga, terutama negara-negara yang berhasil memperkuat dirinya meski menggabungkan dirinya dalam kapitalisme global.

 

 

BAB II

PISAU ANALISIS SOSIOLOGI PENDIDIKAN MASYARAKAT BERKEMBANG

 

Pada awal abad ke-20, sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran pendidikan, sehingga lahirlah sosiologi pendidikan. Sebagaimana akhir abad ke-19, psikologi mempunyai pengaruh besar dalam dunia pendidikan, sehingga lahirlah suatu disiplin baru yang disebut psikologi pendidikan.

Sosiologi pendidikan dan psikologi pendidikan mempunyai peranan yang komplementer bagi pemikiran pendidikan. Apabila sosiologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari sudut struktur social masyarakat, psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari sudut perkembangan pribadi. Tugas pendidikan menurut sosiologi ialah memelihara kehidupan dan mendorong kemajuan masyarakat. Pada umumnya kaum pendidik dewasa ini memandang tujuan akhir pendidikan lebih bersifat sosiolistis daripada individualistis.

Menurut H.P. Fairchild (1957:547) dalam bukunya ‘’Dictionary of Sociology’’ dikatakan bahwa: Sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi sosiologi pendidikan tergolong applied sociology.
Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki daerah yang saling dilingkupi antara sosiologi dengan ilmu pendidikan. Apakah soiologi itu? Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode, dan susunan pengetahuan. Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya ialah memandang hakikat masyarakat kebudayaan, dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep dan prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaannya, dan perkembangan pribadi.

Apakah lapangan penelitian sosiologi itu? Pusat penelitian sosiologi ialah tingkah laku sosial, yaitu tingkah laku manusia dalam istitusi sosial. Tingkah laku itu hanya dapat dimengerti dan tujuan, cita-cita, nilai-nilai yang dikejar. Tingkah laku sosial itu membangun kepribadian manusia, yaitu melalui peranan yang dilakukannya dalam kehidupan kelompoknya. Peranan itu menghasilkan kebudayaan, yang seringkali disebut juga warisan sosial manusia.
Sosiologi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yakni sosiologi umum, tugasnya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum; dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum tugasnya menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio kultural secara mendalam. Misalnya sosiologi perdesaan, sosiologi perkotaan, sosiologi agama, sosiologi hukum, sosiologi ekonomi, sosiologi pendidikan dan sebagainya.

Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus. Menurut F.G. Robbins (Ahmadi, 1991:3), sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Yang termasuk dalam pengertian struktur ini ialah teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya itu dengan tata sosial masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan dinamika, ialah proses sosial dan kultur, proses perkembangan kepribadian, dan hubungan semuanya itu dengan proses pendidikan.
Dalam cabang studi ilmu ekonomi pembangunan dan ekonomi politik, jelas bahwa studi ekonomi tidak bisa lagi membatasi diri pada pembahasan di bidang ekonomi saja, yakni bagaimana mengefisienkan dan mengembangkan sumber produktif yang langka. Dalam ekonomi pembangunan, masalah politik dan kebudayaan serta keterkaitannya dengan sistem perekonomian internasional masuk dalam pembahasan. Juga pengertian pengefisiensian dan pengembangan sumber-sumber produktif yang langka ditegaskan sasarannya, yakni untuk kepentingan rakyat miskin. Dengan demikian, dalam ekonomi pembangunan, bukan saja peningkatan produktivitas menjadi penting, tetapi juga, bahkan terutama, distribusi yang merata dari hasil produksi menjadi sangat penting.

Untuk memperjelas masalah tersebut di atas maka Todaro (1987:12) mengemukakan beberapa persoalan sebagai berikut:

  1. Dari mana sumber dana pembangunan nasional dan internasional? Siapa yang paling diuntungkan oleh pembangunan ini dan mengapa? Mengapa negara tertentu atau kelompok tertentu terus menjadi semakin kaya sedang yang lainnya tidak?
  2. Bagaimana prosesnya sampai negara-negara di Dunia Ketiga terlilit utang dan apa dampaknya terhadap pembangunan nasionalnya?
  3. Apakah masuknya modal perusahaan multinasional merupakan sesuatu yang baik bagi negara miskin, dan kalau memang baik, apa syarat-syaratnya?
  4. Apakah utang dari negara kaya berdampak positif bagi negara miskin? Kalau ya, apa syaratnya dan untuk apa sebaiknya utang tersebut digunakan? Lalu apakah negara-negara kaya sebaiknya terus memberi utang kepada Negara-negara miskin, apa syarat dan tujuannya?
  5. Apakah ekspor dan komoditi primer seperti misalnya hasil-hasil pertanian terus dikembangkan di negara-negara miskin, atau sebaiknya negara-negara ini memusatkan diri pada pembangunan industri, terutama industri barang modal, secepat mungkin?
  6. Apakah perdagangan internasional berdampak positif bagi pembangunan di negara-negara miskin? Kalau ya, siapa sebenarnya yang diuntungkan oleh perdagangan semacam ini, dan bagaimana keuntungan perdagangan ini menyebar di antara negara-negara yang ada? Kalau tidak, apa alternatifnya.
  7. Karena 70% atau 80% penduduk di negara miskin hidup di perdesaan, bagaimana cara yang paling baik untuk melakukan pembangunan pertanian?
  8. Apakah sistem pendidikan di negara Dunia Ketiga memang membantu pembangunan ekonomi, atau sistem ekonomi yang ada hanya merupakan mekanisme untuk memungkinkan kelompok atau kelas tertentu mempertahankan kekayaan, kekuasaan dan pengaruhnya?
  9. Bagaimana asalnya dan apa dasarnya sehingga negara Dunia Ketiga menuntut dibentuknya Tata Ekonomi Dunia Baru? Apakah Tata Ekonomi semacam ini mungkin, apa yang menjadi unsur utamanya dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan ekonomi negara miskin?

 

  1. A.    Sosiologi Pendidikan

Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu sosiologi dan pendidikan. Maka jelas bahwa di dalam sosiologi pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya ialah aspek-aspek sosiologi di dalam pendidikan. Mengapa di dalam pendidikan terdapat aspek-aspek sosiologis, karena dalam situasi pendidikan melibatkan hubungan dan pergaulan sosial, yaitu hubungan dan pergaulan social antara pendidikan dengan anak didik, pendidik dengan pendidik, anak-anak dengan anak-anak pegawai dengan pendidik, pegawai-pegawai dan anak-anak. Hubungan dan pergaulan sosial ini secara totalitas, merupakan suatu unit keluarga, yakni keluarga sekolah mana terdapat tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Jadi di dalam keluarga sekolah itu terdapat hubungan dan pergaulan sosial yang timbal balik satu sama lain, saling mempengaruhi dan terjadi interaksi sosial. Maka jelaslah di dalam sosiologi pendidikan itu akan berlaku dan bekerja sama antara prinsip sosiologis dan prinsip paedagogis serta ilmu-ilmu bantuannya, seperti psikologika (ilmu psikologi pendidikan). Atau secara konkrit, bahwa di dalam sosiologi pendidikan itu bukan saja terdapat sosiologi ataupun pendidikan, terdapat sosiologi ataupun pendidikan, yang merupakan suatu ilmu yang baru ialah kerjasama antara keduanya, dengan mempergunakan prinsip-prinsip sosiologi di dalam seluruh proses pendidikan meliputi metode, organisasi sekolah, evaluasi pelajaran dan kegiatan-kegiatannya.
Menurut E. George Payne (1928:20) menjelaskan pengertian sosiologi pendidikan antara lain: ‘’By educational sociology we mean the science which describes and explains the institutions, social groups, and social processes, that is the social relationships in which or through whics the individual gains and organizes experiences’’. Di sini Payne menekankan bahwa di dalam lembaga-lembaga, kelompok-kelompok sosial, proses sosial, terdapat apa yang dinamakan sosial relationship, di mana di dalam dan dengan interaksi sosial itu individu memperoleh dan mengorganisir pengalaman-pengalamannya. Inilah yang merupakan aspek-aspek atau prinsip-prinsip sosiologisnya. Selanjutnya Payne (1928:20) menjelaskan bahwa: ‘’The social interdepences include not nurely those in which the individual gains and organizes his experiences as a child, but also those social groups and processes in which the must function in adult life. These social relationships are for theremore regarded particulary inrelation to the educational system in its evolution and changing finction’’.

Jadi bukan saja pada anak-anak tetapi juga pada orang-orang dewasa, kelompok-kelompok sosial, bahkan pada proses sosial pun, bahwa interaksi sosial itu yang membentuk tingkah laku manusia, secara tertentu dianggap sebagai sistem pendidikan yang berkembang terus. Artinya setiap kali didapati kondisi dan situasi baru, haruslah ada interaksi sosial yang baru dan seolah-olah individu-individu itu belajar berinteraksi sosial. Inilah yang merupakan prinsip paedagogisnya.
Menurut Charles A. Ellwood bahwa: ‘’ Educational Sociology is the science which aims to reveal the connections at all points between the educative process and the social process’’. Artinya: Sosiologi Pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari/menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial).

Menurut Dr. Ellwood bahwa: ‘’Educational sociology should be centered about the process of inter-learning-learning from ane another’’. Artinya Sosiologi Pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Menurut E.B. Reuter bahwa: Sosiologi Pendidikan mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi dari lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, dan dibatasi oleh pengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial dari tiap-tiap individu. Jadi prinsipnya antara individu dengan lembaga-lembaga sosial itu selalu saling pengaruh-mempengaruhi (process of social interaction).

Menurut W. Dodson menegaskan, bahwa ‘’Educational Sociology is interested in the impact of the total cultural milieu in which and thought which experience in the acquired and organized. It is interested in the school but recognizes it a small part of the total. Educational sociology is particularly interested in finding out how to manipulate the educational process (social control) to achieve better personality development’’. Artinya Sosiologi Pendidikan itu mempersoalkan pertemuan dan percampuran daripada lingkungan sekitar kebudayaan secara totalitas, di mana dalam dan dengan begitu maka terbentuklah tingkah laku, dan sekolah dianggap sebagian daripada total cultural milieu, sedang sosiologi pendidikan memperbincangkan dan berusaha menemukan bagaimana memanipulasikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian.

Studi Sosiologi Pendidikan yang memadai harus mencakup pengertian tentang individu dan lingkungan sosialnya, di mana individu dan lingkungan sosial tadi tidaklah berdiri sendiri, tetapi terjalinlah hubungan timbal balik antara keduanya.

Sosiologi Pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu jiwa pendidikan) yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi sosio-kultural yang terdapat di dalam masyarakat dan negaranya.
Jadi tegasnya, proses interaksi sosial yang diselidiki itu mulai dari bayi di dalam keluarga, masa kanak-kanak dan prasekolah lengkap dengan kelompok permainannya, masa sekolah di sini meliputi masa lengkap dengan factor sosio-kultural yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan keribadian anak didik, secara prinsipil ialah kebudayaan dan kepribadian nasionalnya. Bagi kita bangsa Indonesia, tidak lain daripada system pendidikan nasionalnya dan kebudayaan serta kepribadian nasional Indonesia yang semuanya adalah dijiwai dan untuk merealisasikan cita-cita negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Atau secara singkat sosiologi pendidikan ialah tinjauan sosiologisnya terhadap proses pendidikan dan pengajaran.

Adapun tujuan sosiologi pendidikan di Indonesia menurut Ahmadi (1991:10-11) antara lain:

  1. Berusaha memahami peranan sosiologi daripada kegiatan sekolah terhadap masyarakat, terutama apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual. Dengan demikian sekolah harus bisa menjadi suri tauladan di dalam masyarakat sekitarnya dan lebih luas lagi, atau dengan singkat mengadakan sosialisasi intelektual untuk memajukan kehidupan di dalam masyarakat.
  2. Untuk memahami seberapa jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial anak didiknya untuk mengembangkan kepribadian.
  3. Untuk mengetahui pembinaan ideologi Pancasila dan kebudayaan nasional Indonesia di lingkungan pendidikan dan pengajaran.
  4. Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat sekitarnya agar pendidikan mempunyai kegunaan praktis di dalam masyarakat, dan negara seluruhnya.
  5. Untuk menyelidiki fakor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulir pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.
  6. Memberi sumbangan yang positif terhadap perkembangan ilmu pendidikan.
  7. Memberi pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk mengadakan sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.

Sosiologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang interaksi di antara individu-individu dan kelompok, kelompok dengan kelompok, atau dengan perkataan lain secara khusus sosiologi pendidikan membicarakan, melukiskan dan menerangkan institusi, kelompok, social dan proses sosial hubungan atau relasi sosial dimana di dalam dan dengannya manusia memperoleh dan mengorganisir pengalamannya. Jadi sosiologi pendidikan tidak hanya terbatas pada studi di sekolah saja, tetapi lebih luas lagi ialah mencakup institusi social dengan batasan sepanjang pengaruh daripada totalitas milieukulturan terhadap perkembangan kepribadian anak.

Adapun kajian sosiologi of education menurut Ahmadi (1991:25) antara lain: (1) hubungan antara system pendidikan dengan proses social dan perubahan kebudayaan atau dengan pemeliharaan status quo; (2) fungsi system pendidikan formal di dalam proses pembaharuan social, misalnya di dalam hubungan antara manusia yang berkenaan dengan ras, budaya dan kelompok lainnya; (3) fungsi system pendidikan di dalam proses pengendalian social; (4) hubungan antara system pendidikan dengan pendapat umum (public opinion); (5) hubungan antara pendidikan dengan kelas social atau system status, dan (6) keberartian pendidikan sebagai suatu symbol terpercaya di dalam kebudayaan demokratis.

 

  1. B.     Masyarakat Berkembang

Menurut Rostow (Alfian, 1986:34) secara generalisasi tahap-tahap pertumbuhan atau pembangunan suatu masyarakat atau bangsa ke dalam lima tingkatan atau tahap, yaitu:

1)      Tahap Tradisional

Ilmu pengetahuan pada masyarakat ini masih belum banyak dikuasai. Karena itu, masyarakat semacam ini masih dikuasai oleh kepercayaan-kepercayaan tentang kekuatan di luar kekuasaan manusia. Manusia dengan demikian tunduk kepada alam, belum bisa menguasai alam.
Keadaan ini, akibatnya produksi masih sangat terbatas. Masyarakat ini cenderung bersifat statis, dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Produksi dipakai untuk konsumsi dan tidak ada investasi. Pola dan tingkat kehidupan generasi kedua pada umumnya hampir sama dengan kehidupan generasi sebelumnya.

 

2)      Tahap Pra-Kondisi untuk Tinggal landas

Masyarakat tradisional, meskipun sangat lambat, terus bergerak. Pada suatu titik, masyarakat tersebut akan mencapai posisi prakondisi untuk lepas landas. Keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Perubahan ini tidak datang karena faktor-faktor internal masyarakat tersebut, karena pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri. Campur tangan dari luar ini menggoncangkan masyarakat tradisional itu. Dan pada akhirnya mulai berkembang ide pembaharuan seperti yang diungkapakan oleh Rostow (dalam Budiman, 1995: 26-27) bahwa:
“Ide-ide berkembang ini bukan sekedar pendapat yang menyatakan bahwa kemajuan ekonomi dapat dicapai, tetapi bahwa kemajuan ekonomi merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang dianggap baik, kebebasan bangsa, keuntungan pribadi, kemakmuran umum, atau kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka nantinya”.
Sebagai contoh, seperti yang terjadi di Jepang, dengan dibukanya masyarakat ini oleh armada angkatan laut Amerika Serikat. Pada periode ini, usaha untuk tabungan masyarakat terjadi. Tabungan ini kemudian dipakai untuk melakukan investasi pada sektor-sektor produktif yang menguntungkan, termasuk pendidikan. Investasi ini dilakukan baik oleh perorangan maupun oleh negara. Sebuah negara nasional yang sentralistis juga terbentuk. Dan pada akhirnya, segala usaha untuk meningkatkan produksi mulai bergerak dalam periode tersebut.

 

 

3)      Tahap Tinggal landas

Periode ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang berjalan wajar, tanpa adanya hambatan yang berarti seperti ketika pada periode prakondisi untuk lepas landas.
Pada periode ini, tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% dari pendapatan nasional, atau lebih. Industri-industri baru mulai berkembang dengan sangat pesat. Keuntungannya sebagian besar ditanamkan kembali ke pabrik yang baru. Sektor modern dari perekonomian dengan demikian jadi berkembang.

Dalam pertanian, teknik-teknik baru juga tumbuh. Pertanian menjadi usaha komersial untuk mencari keuntungan, dan bukan sekedar untuk konsumsi. Peningkatan dalam produktivitas pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam proses lepas landas, karena proses modernisasi masyarakat membutuhkan hasil pertanian yang banyak, supaya ongkos perubahan ini tidak terlalu mahal.

 

4)      Tahap Kedewasaan (maturity)

Setelah lepas landas, akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut. Antara 10% sampai 20% dari pendapatan nasional selalu diinvestasikan kembali, supaya bisa mengatasi persoalan pertambahan penduduk.
Industri berkembang dengan pesat. Negara ini memantapkan posisinya dalam perekonomian global, barang-barang yang tadinya diimpor sekarang diproduksikan di dalam negeri, impor baru menjadi kebutuhan, sementara ekspor barang-barang baru mengimbangi impor.
Sesudah 60 tahun sejak sebuah negara lepas landas (atau 40 tahun setelah periode lepas landas berakhir), tingkat kedewasaan biasanya tercapai. Perkembangan industri terjadi tidak saja meliputi teknik-teknik produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi. Yang diproduksikan bukan saja terbatas pada barang konsumsi, tetapi juga barang modal.

 

5)      Tahap Konsumsi Massa yang Tinggi

Tingginya kenaikan pendapatan masyarakat, konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup, tetapi meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Produksi industri juga berubah, dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama.
Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. Sesudah taraf kedewasaan dicapai, surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan untuk kesejahteraan sosial dan penambahan dana sosial. Pada titik ini, pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan terus menerus.

Adapun ciri-ciri umum dari Teori Modernisasi antara lain:

  1. Didasarkan pada dikotomi antara apa yang disebut modern dan yang disebut tradisional. Yang modern merupakan symbol dari kemajuan, pemikiran yang rasional, cara kerja yang efisien, dan seterusnya. Sebaliknya masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang belum maju, ditandai oleh cara`berpikir yang irasional serta cara kerja yang tidak efisien.
  2. Didasarkan pada fator non material sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide atau alam pikiran. Pendidikan merupakan salah satu cara yang sangat penting untuk mengubah psikologi seseorang atau nilai-nilai budaya sebuah masyarakat.
  3. Teori Modernisasi biasanya bersifat a-historis. Hukum-hukumnya sering dianggap berlaku secara universal. Dia dapat diberlakukan tanpa memperhatikan factor waktu ataupun tempat. Misalnya tentang prinsip rasionalitas atau efisiensi.
  4. Faktor yang mendorong atau menghambat pembangunan harus dicari di dalam Negara-negera yang bersangkutan. Misalnya kurangnya pendidikan pada sebagian besar penduduknya, adanya nilai-nilai budaya local yang kurang menghargai kekayaan material, dan sebagainya.

Teori structural menurut Dr. Arief Budiman (1996:41) bahwa kemiskinan yang terdapat di Negara-negara Dunia Ketiga yang mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang bersifat eksploitatif, di mana yang kuat melakukan eksploitasi terhadap yang lemah. Maka, surplus dari Negara-negara Dunia Ketiga beralih ke negara-negara industri maju.

Apa hubungan antara Teori Sistem Dunia dengan Teori Ketergantungan. Pertama, terjadi persamaan yang dekat antara teori ini dengan Teori Ketergantungan Andre Gunder Frank. Keduanya melihat Negara tidak bisa dianalisis secara mandiri, terpisah dan totalitas system dunia.
Tetapi berbeda dengan Frank yang melihat hubungan antara Negara pinggiran dan Negara pusat sebagai hubungan yang selalu merugikan Negara yang pertama, Wallerstein tidak sepesimis itu. Bagi Wallerstein, dinamika system dunia, yakni kapitalisme global, selalu memberikan peluang bagi Negara-negara yang ada untuk naik atau turun kelas. Sistem dua yang dulu memberi keunggulan pada Negara-negara yang bisa menghasilkan komoditi primer, pada saat lain keunggulan ini beralih kepada Negara-negara yang mengembangkan industrinya.

Sistem dunia ini juga yang kemudian memberi kesempatan kepada Negara-negara pinggiran yang sudah relative siap untuk mengambil alih kesempatan untuk melakukan produksi barang-barang industri yang sederhana, pada saat produksi barang-barang ini sudah tidak mengutungkan lagi di Negara-negara pusat, karena upah buruh yang meningkat.

 

BAB III

Kesimpulan

 

            Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan hal-hal berikut:
1. Ruang lingkup sosiologi pendidikan terdapat tiga kecenderungan yang berbeda. Pertama, golongan yang terlalu menitik beratkan pandangan pendidikan daripada pandangan sosiologinya, misalnya David Snedden, C.C. Peters, F.E. Bolton dan J.E. Corbally. Kedua, golongan ‘applied’ educational sociology, terutama terdiri atas ahli-ahli sosiologi yang memberi dasar pengertian sosio-kultural untuk pendidikan. Golongan kedua ini menekankan pada shool community orientation dan peranan factor-faktor dalam masyarakat, seperti film, buku komik, dan lain-lain. Yang termasuk golongan ini, misalnya E.G. Payne, H. Zorbaugh, L.A. Cook, J.S. Roucek, dan L.D. Zeleny. Ketiga, golongan yang terutama menitik beratkan pandangan teoritik, yaitu yang ingin mengembangkan teori sosiologik tentang proses pendidikan, misalnya W. Waller.
2. Untuk menganalisis sosiologi pendidikan dalam masyarakat yang sedang berkembang dapat dilihat dari tiga aliran pemikiran, yakni pertama teori modernisasi mengajukan gagasan agar dunia Ketiga melakukan transformasi nilai-nilai tradisionalnya mengikuti dan meniru nilai-nilai budaya Amerika serta menggantungkan bantuan dan hutang dari Amerika. Kedua Teori Ketergantungan merumuskan hubungan antara Negara Barat dengan Negara Dunia Ketiga sebagai hubungan yang dipaksakan, eksploitatif, ketergantungan. Hubungan ekonomi yang terjadi bukan merupakan jenis keterkaitan yang menyebabkan terjadinya pembangunan Negara Dunia Ketiga. Oleh karena itu, teori dependensi mengajukan sarannya kepada Negara Dunia Ketiga untuk melepaskan hubungan dan keterakitan dengan Negara Barat, jika Negara Dunia Ketiga hendak mencapai pembangunan yang independent dan otonom. Ketiga, Teori Sistem Dunia yang menawarkan orientasi penafsiran baru terhadap berbagai peristiwa penting, seperti industrialisasi Asia Timur, krisis Negara sosialis, dan hadirnya gelombang baru kolonialisme. Dipengaruhi teori dependensi dan ajaran Annales Perancis, teori system dunia ini menekankan bakan pentingnya analisa totalitas dan berjangka panjang. Oleh karena itu, unit analisa yang tepat menurut perspektif ini, adalah keseluruhan dunia, yang merupakan salah satu system yang menyejarah yang terdiri dari tiga strata, yaitu sentral, semi pinggiran, dan pinggiran.

DAFTAR PUSTAKA

 

  • Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Alfian. 1986. Transformasi Sosial Budaya dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: UI Press.
  • Alvin Y. SO dan Suwarsono. 1994. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: LP3ES.
  • Andrew Webster. 1990. Introduction to The Sosciology of Development. Second Edition. Hongkong: Macmillan Education Ltd.
  • Budiman, Arief. 1996. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • E. George Payne. 1928. Principle of Educational Sociology An Outline. New York: New York University Book Store.
  • Garna, Judistira K. 1992. Teori-Teori Perubahan Sosial. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
  • H.P. Fairchild (ed). 1962. Dictionary of Sociology. New Jersey: Littlefield, Adams & Co.
  • Komara, Endang. 2003. Transformasi Sosial Budaya Masyarakat Agraris Ke Masyarakat Industri: Studi Kasus di Wilayah Industri Campaka Purwakarta. Disertasi S3. Bandung: Universitas Padjadjaran.
  • Nasution, S. 2004. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.
  • Todaro, Michael P. 1987. Economic Development in the Third World. New York: Longman Inc.
  • Vembriarto, ST. 1990. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.

 

Hubungan Filsafat Dan Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu sedangkan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah diangkau.

Ilmu merupakan pengetahuan yang digumuli sejak sekola dasar pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi, berfilsafat tentang ilmu berarti terus terang kepada diri sendiri. Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris.

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja, diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan laut saja. Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.

Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.


BAB II

PEMBAHASAN

HUBUNGAN FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

A. PENDIDIKAN

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.

Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

a). Pendidikan

b). teori umum pendidikan

c). ilmu pendidikan.

Pengertian pertama, pendidikan pada umumnya yaitu mendidik yang dilakukan oleh masyarkat umum. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada di muka bumi ini. Pada zaman purba, kebanyakan manusia memerlukan anak-anaknya secara insting atau naluri, suatu sifat pembawaan, demi kelangsungan hidup keturunanya. Yang termasuk insting manusia antara lain sikaf melindungi anak, rasa cinta terhadap anak, bayi menangis, kempuan menyusu air susu ibu dan merasakan kehangatan dekapan ibu.

Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Mendidik bermaksud membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Mendidik adalah membudayakan manusia.

Kedua, pendidikan dalam teori umum, menurut John Dewey pendidikan itu adalah The general theory of education dan Philoshophy is the general theory of education, dan dia tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan sama dengan teri pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.

Konsep di atas bersumber dari filsafat pragmatis atau filsafat pendidikan progresif, inti filsafat pragmatis yang mana berguna bagi manusia itulah yang benar, sedangkan inti filsafat pendidikan progresif mencari terus-menerus sesuatu yang paling berguna hidup dan kehidupan manusia.

Ketiga, ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori.

B. FILSAFAT

Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai keakar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. Bila berarti terbatas, filsafat membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak terbatas, filsafat membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan filsafat umum. Sementara itu filsafat yang terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya.

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja, sesungguhnya isi alam yang dapat dinikmati hanya sebagian kecil saja. Misalnya mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan di laut saja. Sementara itu filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba sesuatu yang ada dipikiran dan renungan yang kritis.

Dalam garis besarnya ada empat cabang filsafat yaitu: metafisiska, epistemologi, logika, dan etika, dengan kandungan materi masing-masing sebagai berikut :

1)   Metafisika adalah filsafat yang meninjau tentang hakekat segala sesuatu yang terdapat dialam ini. Dalam kaitannya dengan manusia, ada dua pandangan menurut Callahan (1983) yaitu :

a. Manusia pada hakekatnya adalah spritual. Yang ada adalah jiwa tau roh, yang lain adalah semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan jwa dari ikatan semu. Pendidikan adalah untuk mengaktualisasikan diri, pandangan ini dianut oleh kaum Idealis, Scholastik, dan beberapa Realis.

b. Manusia adalah organisme materi.Pandangan ini dianut kaum Naturalis, Materialis, Eksprementalis, Pragmatis, dan beberapa Realis. Pendidikan adalah untuk hidup. Pendidikan berkewajiban membuat kehidupan menusia menjadi menyenangkan.

2)   Epistemologi adalah filfat yang membahas tentang pergaulan dan kebenaran, dengan rincian masing-masing sebagai beikut :

a. ada lima sumber pengetahuan yaitu:

(1) Otoritas, yang terdapat dalam ensiklopedia, buku teks yang baik, rums dan tabel.

(2). Comman sense yang ada pada adat dan tradisi

(3). Intuisi yang berkaitan dengan perasaan

(4). Pikiran untuk menyimpulkan hasil pengelaman

(5).Pengalaman yang terkontrol untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.

b. ada empat teori kebenaran yaitu:

(1). Koheren, sesuatu akan benar bila ia konsesten dengan kebenaan umum.

(2). Koresponden, sesuatu akan benar bila ia dengan tepat dengan fakta yang jelas.

(3). Pragmatisme, sesuatu dipandang benar bila konsekuensinya memberi manfaat bagi kehidupan.

(4). Skeptivisme, kebenaran dicari secara ilmiah dan tidak ada kebenaran yang lengkap.

3). Logika adalah filsafat yang membahas tentang cara manusia berpikir dengan benar. Dengan memahami filsafat logika diharapkan manusia bisa berpikir dan mengemukakan penadapatnya secara tepat.

4). Etika adalah filsafat yang menguaraikan tentang perilaku manusia, Nilai dan norma masyarakat serta ajaran agama menjadi pokok pemikiran dalam filsafat ini. Filsafat etika sangat besar mempengaruhi pendidikan sebab tujuan pendidikan untuk mengembangan perilaku manusia, anatara lain afeksi peserta didik.

Junjun (1981) membagi proses perkembangan ilmu menjadi dua bagian yang seling berkaitan satu dengan yang lain. Tingkat proses perkembangan yang dimaksud adalah:

1). Tingkat empiris adalah ilmu yang baru ditemukan di lapangan. Ilmu yang masih berdiri sendiri, baru sedikit bertautan dengan penemuan yang lain sejenis. Pada tingkat ini wujud ilmu belum utuh, masing-masing sesuai dengan misi penemuannya karena belum lengkap.

2). Tingkat penjelasan atau teoretis, adalah ilmu yang sudah mengembangkan suatu struktur teoretis. Dengan struktur ini ilmu-ilmu emperis yang masih terpisah-pisah itu dicari kaitannya satu dengan yang lain dan dijelaskan sifat kaitan itu. Dengan cara ini struktur berusaha mengintergrasikan ilmu-ilmu empiris itu menjadi suatu pola yang berarti.

Dari uraian di atas kita sudah berkenalan dengan ilmu empiris berupa simpulan-simpulan penelitian dan konsep-konsep serta ilmu teoretis dalam bentuk teori-teori atau grand theory-grand theory.

Pendidikan adalah merupakan salah satu bidang ilmu. Sama halnya dengan ilmu-ilmu yang lain, pendidikan lahir dari induknya filsafat. Sejalandengan proses perkembangan ilmu ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan bersama dengan filsafat sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.

C. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

D. FILSAFAT PENDIDIKAN

Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Ada sejumlah filsafat pendidikan yang dianut oleh bangsa-bangsa di dunia, namun demikian semua filsafat itu akan menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut:

1). Apakah pendidikan itu?

2). Apa yang hendak dicapai?

3). Bagaimana cara terbaik merealisasikan tujuan itu?

Masing-masing pertanyaan ini dapat dirinci lebih lanjut. Berbagai pertanyaan yang bertalian dengan apakah pendidikan itu, antara lain :

1). Bagaimana sifat pendidikan itu?

2). Apakah pendidikan itu merupakan sosialisasi?

3). Apakah pendidikan itu sebagai pengembangan individu?

4). Bagaimana mendefinisikan pendidikan itu ?

5). Apakah pendidikan itu berperan penting dalam membina perkembangan atau mengarahkan perkembangan siswa?

6). Apakah perlu membedakan pendidikan teori dengan pendidikan praktek?

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang hendak dicapai oleh pendidikan, antara lain :

1). Beberapa proporsi pendidikan yang bersifat umum?

2). Beberapa proporsi pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu?

3). Apakah peserta didik diperbolehkan berkembang bebas?

4). Apakah perkembangan peserta didik diarahkan ke nilai tertentu?

5). Bagaimana sifat manusia?

6). Dapatkah manusia diperbaiki?

7). Apakah manusia itu sama atau unik?

8). Apakah ilmu dan teknologi satu-satunya kebenaran utama dalam era globalisasi?

9). Apakah tidak ada kebenaran lain yang dapat dianut pada perkembangan manusia?

Pertanyaan-pertanyaan yang bertalian dengan cara terbaik merealiasi tujuan pendidikan, anatara lain ?

1). Apakah pendidikan harus berpusat pada mata pelajaran atau peserta didik?

2). Apakah kurikulum ditentukan lebih dahulu atau berupa pilihan bebas?

3). Ataukah peserta didik menentukan kurikulumnya sendiri?

4). Apakah lembaga pendidikan permanen atau bersifat tentatif?

5). Apakah proses pendidikan berbaur pada masyarakat yang sedang berubah cepat?

6). Apakah diperlukan kondisi-kondisi tertentu dalam membina perkembangan anak?

7). Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam mendidik anak-anak?

8). Perkembangan apa saja yang diperlukan dalam proses pendidikan?

9). Apakah dperlukan nilai-nilai penuntun dalam proses pendidikan?

10). Bagaimana sebaiknya proses pendidikan itu, otoriter, primitif, atau

demokratis?

11). Belajar menekan prestasi atau terpusat pada pengembangan cara belajar dan kepuasan akan hasil belajar?

Menurut Zanti Arbi (1988) Filsafat Pendidikan adalah sebagai berikut.

1). Menginspirasikan

2). Menganalisis

3). Mempreskriptifkan

4). Menginvestigasi

Maksud menginsparasikan adalah memberin insparasi kepada para pendidik untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan, filosof memaparkan idennya bagaimana pendidika itu, kemana diarahkan pendidikan itu, siapa saja yang patut menerima pendidikan, dan bagaimana cara mendidik serta peran pendidik. Sudah tentu ide-ide ini didasari oleh asumsi-asumsi tertentu tentang anak manusia, masyarakat atau lingkungan, dan negara.

Sementara itu yang dimaksud dengan menganalisis dalam filsafat pendidikan adalah memeriksa teliti bagian-bagian pendidikan agar dapat diketahui secara jelas validitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar dalam penyusunan konsep pendidikan secara utuh tidak terjadi kerancan, umpang tindih, serta arah yang simpang siur. Dengan demkian ide-ide yang komplek bisa dijernihkan terlebih dahulu, tujuan pendidikan yang jelas, dan alat-alatnya juga dapat ditentukan dengan tepat.

Francis Bacon dalam bukunya The Advencement of Leraning mengemukakan tesis bahwa kebanyakan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia mengandung unsur-unsur valitditas yang bermanfaat dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari, bila pengetahuan itu berisikan dari salah satu konsep yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Bacon menggunakan logika induktif sebagai teknik krisis atau analisis untuk menemukan arti pendidikan yang dapat diandalkan. Melalui pengalaman secara kritis dengan logika induktif akan dapat ditemukan konsep-konsep pendidikan.

Mempreskriptifkan dalam filsafat pendidikan adalah upaya mejelaskan atau memberi pengarahan kepada pendidik melalui filsafat pendidikan. Yang jelaskan bisa berupa hakekat manusia bila dibandingkan dengan mahluk lain, aspek-aspek peserta didik yang patut dikembangkan; proses perkembangan itu sendiri, batas-batas bantuan yang bisa diberikan kepada proses perkembangan itu sendiri, batas-batas keterlibatan pendidik, arah pendidikan yang jelas , target-target pendidikan bila dipandang perlu, perbedaan arah pendidikan bila diperlukan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat anak-anak.

Johann Herbart dalam bukunya Scence of education menginginkan agar guru mempunyai informasi yang dapat dihandalkan mengenai tujuan pendidikan yang dapat dicapai dan proses belajar sebelum guru ini memasuki kelas. Pondasi pendidikan yang dikontruksi di atas asumsi yang disangsikan kebenarannya atau di atas tradisi yang masih kabur perlu segera diganti dengan informasi-informasi yang valid. Suatu informasi yang direkonstruksi dari atau secara ilmiah.

Yang dimaksud menginvestigasi dalam filsafat pendidikan adalah untuk memeriksa atau meneliti kebenaran suatu teori pendidikan. Pendidikan tidak dibenarkan mengambil begitu saja suatau konsep atau teori pendidikan untuk dipraktikan dilapangan. Pendidik seharusnya mencari sendiri konsep-konsep pendidikan di lapangan atau melalui penelitian-penelitian. Untuk sementara filsafat pendidikan bisa dipakai latar pengetahuan saja. Selanjutnya setelah pendidik berhasil menemukan konsep, barulah filsafat pendidikan dimanfaatkan untuk mengevaluasinya, atau sebagai pembanding, untuk kemungkinan sebagai bahan merevisi, agar konsep pendidikan itu menjadi lebih mantap.

John Dewey dalam bukunya Democracy and Education menyatakan bahwa pengelaman adalah tes terakhir dari segala hal. Mereka memandang pengalaman sebagai panji-panji semua filsafat pendidikan yang mempunyai komitmen terhadap inquiry atau penyelidik. Filosfo berfungsi memilih pengalaman-pengalaman yang cocok untuk memanjukan efisiensi sosial. Filsafat pendidikan berusaha menafsirkan proses belajar-mengajar menurut prosedur pengujian ilmiah dan kemudian memberi komentar tentang nilai atau kemanfaatannya. Filsafat pendidikan mencari konsekuensi proses belajar mengajar, apa yang telah dilakukan, apa kelemahannya, dan bagaimana cara mengatasi kelemahan itu

Para filosof, melalui filsafat pendidikannya, berusaha menggali ide-ide baru tentang pendidikan, yang menurut pendapatnya lebih tepat ditinjau dari kewajaran keberadaan peserta didik dan pendidik maupun ditinjau dari latar gografis, sosologis, dan budaya suatu bangsa. Dari sudut pandang keberadaan manusia akan menimbulkan aliran Perennialis, Realis, Empiris, Naturalis, dan Eksistensialis. Sedangkan dari sudut geografis, sosiologis, dan budaya akan menimbulkan aliran Esensialis, Tradisionalis, Progresivis, dan Rekontruksionis.

Berbagai aliran filafat pendidikan tersebut di atas, memberikan dampak terciptanya konsep-konsep atau teori-teori pendidikan yang beragam. Masing-masing konsep akan mendukung filsafat pendidikan itu. Dalam membangun teori-teori pendidikan, filsafat pendidikan juga mengingatkan agar teori-teori itu diwujudkan diatas ebenaran berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan. Dengan kata lain, teori-teori pendidikan harus disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah.

Beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia adalah sebagai berikut :

1). Esensialis

2). Perenialis

3). Progresivis

4). Rekonstruksionis

5). Eksistensialisi

Filsafat pendidikan Esesialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah kebenaran secara kebetulan saja. Kebenaran esensial itu adalah kebudayaan klasik yang muncul pada zaman Romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis dengan bahasa latin dikenal dengan nama Great Book.

Tekanan pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika. Dengan mempelajari kebudayaan Yunani-Romawi yang menggunakan bahasa latin yang sulit itu, diyakini otak peserta didik akan terarah dengan baik dan logikanya akan berkembang. Disiplin sangat diperhatikan, pelajaran dibuat sangat berstruktur, dengan materi pelajaran berupa warisan kebudayaan, yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga mempercepat kebiasaan berpikir efektif, pengajaran terpusat pada guru.

Filsafat pendidikan Perenialis bahwa kebenaran pada wahyu Tuhan. Tentang bagaimana cara menumbuhkan kebenaran itu pada diri peserta didik dalam proses belajar mengajar tidaklah jauh berbeda antara esensialis dengan peenialis. Proses pendidikan meraka sama-sama tradisional.

Filsafat pendidikan Progresivis mempunyai jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perbuatan nyata. Menurut filsafat ini tidak ada tujuan yang pasti, begitu pula tidak ada kebenaran yang pasti. Tujuan dan kebenaran itu bersifat relatif, apa yang sekarang dipandang benar karena dituju dalam kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar. Ukuran kebenaan adalah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini.

Sebagai konsekuensi dari pandangan ini, maka yang dipentingkan dalam pendidikan adalah mengembangan peserta didik untuk bisa berpikir, yaitu bagaimana berpikir yang baik. Hal ini bisa tercapai melalui metode belajar pemecahan masalah yang dilakukan oleh anak-anak itu sendiri. Karena itu pendidikan menjadi pusat pada anak. Untuk mempercepat proses perkembangan mereka juga menekankan prinsip mendisiplin diri sendiri, sosialisasi, dan demokratisasi. Perbedaan-perbedaan individual juga sangat mereka perhatikan dalam pendidikan.

Filsafat pendidikan Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus diperbaiki (Callahan, 1983). Meraka bercita-cita mengkonstuksi kembali kehidupan manusia secara total. Semua bidang kehidupan harus diubah dan dibuat baru aliran yang ektrim. Ini berupaya merombak tata susunan kehidupan masyarakat lama dan membangun tata susunan hidup yang baru sekali, melalui lembaga dan proses pendidikan. Proses belajar dan segala sesuatu bertalian dengan pendidikan tidak banyak berbeda dengan aliran Progresivis.

Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adala eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia didunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah bebas, akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan komitmennya sendiri. (Callahan, 1983)

Pendidikan menurut filsafat ini bertujuan mengembangkan kesadaran individu, memberikesempatan untuk bebas memilih etika, mendorong pengembangkan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan mengembangkan komitmen diri sendiri. Materi pelajaran harus memberikesempatan aktif sendiri, merencana dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri maupun kelompok. Materi yang dipelajari ditekankan kepada kebutuhan langsung dalam kebutuhan manusia. Peserta didik perlu mendapatkan pengalaman sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual mereka. Guru harus bersifat demokratis dengan teknik mengajar langsung.


BAB III

KESIMPULAN

Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa.

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam lingkungan masyarakat dan lingkungan. Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejalan perbuatan mendidik.

Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat Pendidikan tidak bolah bertentangan dengan filsafat.

DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

Purwanto, Ngalim. M. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan bercorak Indonesia, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

DESAIN GRAFIS DAN MULTIMEDIA

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A. Latar Belakang

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data (memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data) dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

B. Tujuan

  1. Meningkatkan kualitas pengetahuan di bidang IT.
  2. Memberikan arahan positif di bidang IT.
  3. Meringankan  beban pikiran kalau bidang IT itu mudah di pelajari.
  4. Meningkatkan kemampuan di bidang IT.
  5. Untuk mengetahui sejauh mana perhatian orang terhadap bidang IT.
  6. Untuk mengetahui latar belakang apa itu IT.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi rekan-rekan mahasiswa, khususnya penulis untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perhatian Bidang IT terhadap masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

DESAIN GRAFIS DAN MULTIMEDIA

 

A. Multimedia dan desain grafis

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk topografi, pengolahan gambar, dan page layout. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin.

Multimedia adalah media yang meggabungkan dua unsur  atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, video, audio dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu : multimedia linier dan multimedia interaktif .

  1. Multimedia linier adalah  suatu multimedia yang tidak di lengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat di operasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan) , contohnya : TV dan film.
  2. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang di lengkapi dengan alat pengontrol yang dapat di operasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang di kehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah :multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.

b. Perbedaan antara desain grafis dan desain komunikasi visual

Desain komunikasiVisual

Jika kita memulai mendefinisikan Desain Komunikasi Visual ditinjau dari asal kata (etimologi) istilah ini terdiri dari tiga kata, desain diambil dari kata “designo” (Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa ide.

Kemudian kata komunikasi yang berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama” (dalam Bahasa Inggris:common). Kemudian komunikasi kemudian dianggap sebagai proses menciptakan suatau kesamaan (commonness) atau suatau kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan).

Sementara kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris visual.

Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan kaidah bahasa visual yang khas berdasar ilmu tata rupa. Isi pesan diungkapkan secara kreatif dan komunikatif serta mengandung solusi untuk permasalahan yang hendak disampaikan (baik sosial maupun komersial ataupun berupa informasi, identifikasi maupun persuasi).

 

Desain grafis

Banyak orang seringkali bingung dengan beberapa istilah yang hampir sama. Kita seringkali mendengar tentang istilah yang hampir mirip selain desain komunikasi visual, yaitu desain grafis dan seni grafis.

Istilah desain komunikasi visual sendiri sudah dijelaskan di atas. Sedangkan desain grafis sendiri memang salah satu istilah yang paling sering disalahtukarkan dengan Desain komunikasi visual. Memang keduanya sangat berhubungan erat, namun sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya.

Desain grafis atau Graphic Design. Kata grafis menurut etimologi adalah berasal dari kata graphic (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Latin graphē (yang diadopsi kata Yunani graphos), yang berarti menulis, menggores atau menggambar diatas batu.
Desain sendiri merupakan proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia atau Desain grafis juga bias diartikan suatu konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.

Dalam desain grafis masalahnya mencakup berbagai bidang seperti teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi dan proses cetak disertai pula dengan pengetahuan tentang bahan dan biaya. Biasanya Desain grafis biasanya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.

Tujuan desain grafis selain menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, namun juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat yang dilengkapi pula dengan pemahaman mengenai psikologi massa dan teori-teori pemasaran, sehingga karya-karya desain grafis ini bisa merupakan alat promosi yang ampuh.

Dari sinilah Desain grafis juga seperti jenis desain lainnya merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).

c. Sejarah dan perkembangan desain grafis

Garis Waktu Sejarah Desain Grafis

Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan ROMAWI. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.

Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi ewat bentuk huruf ini karena ketipis tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat ditulisakan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.

Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perkembangan desain grafis. Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan pada tahun 1447 dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.

1851, The Great Exhibition

Diselenggarakan di taman Hyde London antara bulan Mei hingga Oktober 1851,pada saat Revolusi industri. Pameran besar ini menonjolkan budaya dan industri serta merayakan teknologi industri dan disain. Pameran digelar dalam bangunan berupa struktur besi-tuang dan kaca, sering disebut juga dengan Istana Kristal yang dirancang oleh Joseph Paxton.

1892, Aristide Bruant, Toulouse-Lautrec

Pelukis post-Impressionist dan ilustrator art nouveau Prancis, Henri Toulouse-Lautrec melukiskan banyak sisi Paris pada abad ke sembilan belas dalam poster dan lukisan yang menyatakan sebuah simpati terhadap ras manusia. Walaupun lithography ditemukan di Austria oleh Alois Senefelder pada tahun 1796, Toulouse-Lautrec membantu tercapainya peleburan industri dan seni.

1910, Modernisme

Modernisme terbentuk oleh urbanisasi dan industrialisasi dari masyarakat Barat. Sebuah dogma yang menjadi nafas desain modern adalah “Form follow Function” yang di lontarkan oleh Louis Sullivan.Symbol terkuat dari kejayan modernisme adalah mesin yang juga diartikan sebagai masa depan bagi para pengikutnya. Desain tanpa dekorasi lebih cocok dengan ´bahasa mesin´, sehingga karya-karya tradisi yang bersifat ornamental dan dekoratif dianggap tidak sesuai dengan ´estetika mesin´

1916, Dadaisme

Suatu pergerakan seni dan kesusasteraan (1916-23) yang dikembangkan mengikuti masa Perang Dunia Pertama dan mencari untuk menemukan suatu kenyataan asli hingga penghapusan kultur tradisional dan bentuk estetik. Dadaism membawa gagasan baru, arah dan bahan, tetapi dengan sedikit keseragaman. Prinsipnya adalah ketidakrasionalan yang disengaja, sifat yang sinis dan anarki, dan penolakan terhadap hukum keindahan.

1916, De Stijl

Gaya yang berasal dari Belanda, De Stijl adalah suatu seni dan pergerakan disain yang dikembangkan sebuah majalah dari nama yang sama ditemukan oleh Theo Van Doesburg. De Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat, menggunakan warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris. Gambar dibawah adalah Red and Blue Chair yang dirancang oleh Gerrit Rietveld.

1918, Constructivism

Suatu pergerakan seni modern yang dimulai di Moscow pada tahun 1920, yang ditandai oleh penggunaan metoda industri untuk menciptakan object geometris. Constructivism Rusia berpengaruh pada pandangan moderen melalui penggunaan huruf sans-serif berwarna merah dan hitam diatur dalam blok asimetris. Gamabr dibawah adalah model dari Menara Tatlin, suatu monumen untuk Komunis Internasional.

1919, Bauhaus

Bauhaus dibuka pada tahun 1919 di bawah arahan arsitek terkenal Walter Gropius. Sampai akhirnya harus ditutup pada tahun 1933, Bauhaus memulai suatu pendekatan segar untuk mendisain mengikuti Perang Duni Pertama, dengan suatu gaya yang dipusatkan pada fungsi bukannya hiasan.

1928-1930, Gill Sans

Tipograper Eric Gill belajar pada Edward Johnston dan memperhalus tipe huruf Underground ke dalam Gill Sans. Gill Sans adalah sebuah jenis huruf sans serif dengan proporsi klasik dan karakteristik geometris lemah gemulai yang memberinya suatu kemampuan beraneka ragam (great versatility).

1931, Harry Beck

Perancang grafis Harry Back ( 1903-1974) menciptakan peta bawah tanah London (London Underground Map) pada tahun 1931. Sebuah pekerjaan abstrak yang mengandung sedikit hubungan ke skala fisik. Beck memusatkan pada kebutuhan pengguna dari bagaimana cara sampai dari satu stasiun ke stasiun yang lain dan di mana harus berganti kereta.

1950s, International Style

International atau Swiss style didasarkan pada prinsip revolusioner tahun 1920an seperti De Stijl, Bauhaus dan Neue Typography, dan itu menjadi resmi pada tahun 1950an. Grid, prinsip matematika, sedikit dekorasi dan jenis huruf sans serif menjadi aturan sebagaimana tipografi ditingkatkan untuk lebih menunjukkan fungsi universal daripada ungkapan pribadi.

1951, Helvetica

Diciptakan oleh Max Miedinger seorang perancang dari Swiss, Helvetica adalah salah satu tipe huruf yang paling populer dan terkenal di dunia. Berpenampilan bersih, tanpa garis-garis tak masuk akal berdasarkan pada huruf Akzidenz-Grotesk. Pada awalnya disebut Hass Grostesk, nama tersebut diubah menjadi Helvetica pada tahun 1960. Helvetica keluarga mempunyai 34 model ketebalan dan Neue Helvetica mempunyai 51 model.

1960s, Psychedelia and Pop Art

Kultur yang populer pada tahun 1960an seperti musik, seni, disain dan literatur menjadi lebih mudah diakses dan merefleksikan kehidupan sehari-hari. Dengan sengaja dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi perlawanan terhadap seni abstrak. Gambar dibawah adalah sebuah poster karya Milton Glaser yang menonjolkan gaya siluet Marcel Duchamp dikombinasikan dengan kaligrafi melingkar. Di cetak lebih dari 6 juta eksemplar.

1984, Émigré

Majalah disain grafis Amerika, Émigré adalah publikasi pertama untuk menggunakan komputer Macintosh, dan mempengaruhi perancang grafis untuk beralih ke desktop publishing ( DTP). Majalah ini juga bertindak sebagai suatu forum untuk eksperimen tipografi.

d. Kategori-kategori dan produk-produk desain grafis

Kategori Desain Grafis

Secara garis besar, desain grafis dibedakan menjadi beberapa kategori:

  1. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.
  2. Web Desain: desain untuk halaman web.
  3. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi.
  4. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design) : merupakan desain profesional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman.
  5. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya.

Program Pengolah Grafis

Oleh karena desain grafis dibagi menjadi beberapa kategori maka sarana untuk mengolah pun berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan pembuatan karya. Ada beberapa macam Produk/Aplikasi desain grafis :

  1. 1.      Aplikasi Pengolah Tata Letak (Layout).
  2. 2.      Aplikasi Pengolah Vektor/Garis.
  3. 3.      Aplikasi Pengolah Pixel/Gambar.
  4. 4.      Aplikasi Pengolah Film/Video.
  5. 5.      Aplikasi Pengolah Multimedia.

e.Teori yang di butuhkan untuk menjadi desainer

Desainer grafis bertanggung jawab antara lain untuk membuat logo, desain kemasan, materi promosi format cetak maupun internet dll, yang bertujuan untuk membantu aktifitas pemasaran suatu perusahaan / organisasi.
Untuk menjadi desainer grafis yang berhasil, harus mempunyai motivasi yang kuat dalam meningkatkan kemampuannya dalam hal berkomunikasi untuk menyampaikan idenya dan skill untuk mengerjakan ide tersebut.

Karya Seni identik dengan suatu yang unik. Oleh karenanya seorang seniman dalam melahirkan karyanya selalu mencari bentuk, bentuk baru. Untuk itu diperlukan sesuatu yang unik. Ini berarti sesuatu yang belum pernah atau mungkin jarang dipakai oleh seniman lain pada karya-karya sebelumnya.

Desain Grafis juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang media untuk menyampaikan informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan, foto, ilustrasi dan lain sebagainya. Desain grafis adalah solusi komunikasi yang menjembatani antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perseorangan, kelompok, lembaga maupun masyarakat secara luas yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi visual.

f. Ruang lingkup pekerjaan desain grafis

Secara garis besar, desain grafis meliputi:

  1. Percetakan/printing/media cetak meliputi desain buku, majalah, poster, pamflet, periklanan, majalah, surat kabar, tabloid dll.
  2. Web Desain.
  3. Animasi, Film, desain arsitek, dan desain industri.
Ruang lingkup desain grafis selain itu masih banyak lagi seperti: cover buku, layout halaman, cover CD/DVD, brosur, poster, Baliho, undangan, kartu nama, sign sistem, logo, web desain, animasi, packaging/kemasan, ilustrasi, game, modeller 3D, foto digital, iklan dll.

g. Tugas-tugas seorang desainer grafis

Tugas utama seorang desainer grafis adalah menjadi pemecah masalah (problem solver) untuk kebutuhan komunikasi dalam bentuk visual.Misalnya ada sebuah proyek untuk membuat poster sebuah restoran ayam panggang.Si klien menginginkan produknya tampak menarik, enak dan mengundang selera.Desainer grafis bertanggung jawab untuk mewujudkan komunikasi verbal tersebut menjadi sebuah karya komunikasi visual agar pesan tersebut lebih mudah diterima konsumen dan tentu saja mencitrakan rasa enak dan lezat dari produk restoran tersebut.

h. Dimana saja desainer grafis bisa bekerja

Desainer grafis biasanya bekerja di percetakan, penerbit, image setting, foto studio, biro iklan, productions house (PH) atau di kamar sebagai desainer lepas/freelancer dll. Desainer grafis bisa juga bekerja di perusahaan yang tidak ada hubungannya langsung dengan media-media tersebut. Kemungkinannya dapat dipekerjakan sebagai karyawan atau rekanan yang tugasnya membuat tampilan laporan, presentassi, proposal, desain spanduk, promosi dll. Oleh karena itu setiap orang secara individu atau perusahaan memerlukan pekerjaan desain grafis. Mana ada perusahaan yg tidak memiliki kartu nama, kop surat, amplop dll. itu semua adalah lahan kerjaan desainer grafis.

i. Langkah-2 untuk menjadi seorang desainer grafis

  1. Ekspresi dari jiwa anda.
  2. Fleksibilitas ke arah Desain Website atau Desain Percetakan.
  3. Banyak klien dengan pangsa pasar yang luas.
  4. Bekerja secara Freelance atau paruh waktu.
  5. Bikin Studio Desain dan jalankan bisnis.
  6. Kerja dari rumah menjalankan bisnis.

j. software pengolah grafis yang perlu dikuasai seorang desainer grafis

Beberapa software desain grafis yang sering digunakan antara lain:

  1. Adobe Photoshop

Software ini merupakan software pengolah gambar yang paling lengkap dan canggih. Kemampuan software ini dalam memperbaiki gambar dan foto sudah tak diragukan lagi.

Software ini menjadi salah satu software yang wajib dimiliki dan dikuasai oleh seorang desain grafis. Memang tidak mudah mempelajari dan menggunakan software ini, tetapi di internet terdapat berbagai tutorial yang bisa Anda gunakan. Terdapat tutorial untuk pemula sampai tutorial untuk tingkat mahir.

  1. 2.      Coreldraw

Software ini banyak digunakan oleh para desain grafis untuk berbagai kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang bisa dipenuhi oleh software ini adalah kebutuhan didalam bidang promosi. Software ini cocok untuk membuat desain brosur, poster, spanduk, dan desain lainnya. Hasilnya merupakan file dengan ekstensi cdr yang bisa juga Anda eksport ke format lain, seperti format gambar.

     3. Adobe Freehand

Software desain ini sebenarnya dulu dimiliki oleh perusahaan Macromedia. Namun sejak tahun 2005, Macromedia dibeli oleh Adobe  termasuk Freehand di dalamnya. Sejak itulah Freehand menjadi Adobe Freehand.

Ada macam-macam software yang dimiliki oleh Adobe, termasuk Ilustrator yang sangat mirip Freehand. Oleh karena itu, Freehand tidak mengalami banyak perkembangan saat diambil oleh Adobe. Walau demikian, bagi mereka yang sudah terbiasa menggunakan Freehand, akan tahu bahwa software ini sangat cocok untuk desain terutama di dalam pembuatan layout buku, koran dan majalah.

      4. Adobe Ilustrator

Seperti yang sudah saya paparkan di atas, Ilustrator adalah salah satu software yang menjadi andalan Adobe. Oleh karena itu, banyak versi software ini yang sudah dikeluarkan untuk melengkapi kemampuannya dalam desain grafis. Ada banyak peralatan desain yang ditanamkan dalam software ini. Untuk itulah diperlukan keuletan dalam mempelajari penggunaan software ini.

Ada banyak software desain grafis yang bisa Anda pakai. Sebenarnya macam-macam software itu mempunyai prinsip kerja yang sama. Semua tergantung dari kebiasaan Anda sebagai pengguna software tersebut.

k.Tips-tips belajar desain grafis secara otodidak

1)      Kenali cara berpikir anda.

2)      Pelajari prinsip instruksional desain.

3)      Tentukan bidang desain.

4)      Pelajari software desain yang sesuai.

5)      Belajarlah dari seorang ahli.

6)      Kurangi bertanya, gunakan Google.

7)      Buat atau gabung komunitas.

8)      Kurangi pengalih perhatian.

9)      Aturlah lingkungan anda.

10)  Mulai dengan garis besar baru menuju detail.

11)  Tentukan tujuan anda sekarang.

 


BAB III

KESIMPULAN

Desainer grafis bertanggung jawab antara lain untuk membuat logo, desain kemasan, materi promosi format cetak maupun internet dll, yang bertujuan untuk membantu aktifitas pemasaran suatu perusahaan / organisasi. Untuk menjadi desainer grafis yang berhasil, harus mempunyai motivasi yang kuat dalam meningkatkan kemampuannya dalam hal berkomunikasi untuk menyampaikan idenya dan skill untuk mengerjakan ide tersebut.

 


DAFTAR PUSTAKA

INTERNET SEBAGAI MEDIA DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN “CIRI-CIRI DAN APLIKASINYA”

BAB I

PENDAHULUAN

 

Perkembangan teknologi maklumat yang begitu pesat menyebabkan institusi pendidikan terpaksa mengikut arus penggunaan komputer di semua pusat pengajian bermula di peringkat rendah hingga ke peringkat yang lebih tinggi. Terdapat berbagai media pengajaran yang boleh digunakan pada masa kini. Antaranya ialah alat tayangan, audio-video, OHP (kemudahan dari pusat sumber), penggunaan teks, menggunakan media elektronik yang lebih sofistikated seperti slaid, filem, video dan komputer. Perkembangan teknologi telah mengubah corak pengajaran dan pembelajaran daripada tradisi kepada kaedah yang lebih sofistikated dan moden.

Media yang paling popular dewasa ini ialah penggunaan komputer atas talian (internet). Beberapa faktor menyumbang kepada kepopularan ini termasuk kesediaannya secara percuma untuk semua lapisan pengguna dan juga adanya ciri-ciri internet yang boleh dimanfaatkan untuk pengajaran dan pembelajaran.

Telah terbukti bahawa usaha kearah pengaplikasian internet sebagai media pengajaran dan pembelajaran sedang giat dilakukan oleh semua pihak diseluruh dunia.

Malaysia juga tidak ketingalan. Laman-laman web banyak dibina dan disenggara untuk tujuan, walau kadangkala tidak secara langsung, pengajaran dan pembelajaran.

Makalah ini memaparkan dalam teks utamanya ciri-ciri internet yang membolehkan ia dianggap sebagai media pengajaran dan pembelajaran dan memberikan bukti-bukti pengaplikasiannya di dalam sektor pendidikan. Teks utama ini diikuti dengan perbincangan mengenai isu-isu kebergunaan ciri-ciri ini yang boleh menyebabkan permasalahan kepada pengaplikasian internet sebagai media pengajaran dan pembelajaran. Dari perbincangan yang dibentangkan ternyata bahawa kebergunaan internet sebagai media pengajaran dan pembelajaran masih boleh dipertikaikan.

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

INTERNET SEBAGAI MEDIA DALAM PENGAJARAN DAN

PEMBELAJARAN

“CIRI-CIRI DAN APLIKASINYA”

 

  1. A.    DEFINISI MEDIA DAN INTERNET

Media adalah saluran komunikasi yang diambil dari perkataan Latin bermaksud “di antara”. Perkataan ini merujuk kepada maklumat antara sumber dan penerima. Contoh media termasuklah slide, video, gambarajah, bahan bercetak dan komputer. Bahan-bahan ini juga dipanggil instructional media di mana ia membawa mesej yang bertujuan untuk memudahkan komunikasi dan meningkatkan pembelajaran.

Kassim Abbas (1989), mendefinisikan media pendidikan sebagai segala jenis dan bentuk sumber / bahan yang digunakan dalam bidang pendidikan untuk membantu keberkesanan pengajaran dan pembelajaran. Beliau membahagikan media pendidikan kepada dua kategori iaitu media pendidikan bercetak dan media pendidikan bukan bercetak. Media pendidikan bercetak termasuklah buku-buku, majalah, akhbar, jurnal, risalah dan sebagainya manakala media pendidikan bukan bercetak termasuklah semua jenis alat projektor, sistem audio, video, transparensi, komputer dan sebagainya.

Mengikut Ismail (2002) media dalam konteks pengajaran dan pembelajaran dikait rapatkan dengan komputer dan ICT. Media berbantukan komputer ialah dengan menggunakan perkakasan dan peralatan komputer secara terus samada melalui perisian persembahan elektronik seperti powerpoint atau penggunaan CD-ROM atau secara atas talian melalui internet. Sementara mod tidak berbantukan komputer ialah menggunakan bahan-bahan yang dihasilkan berasaskan perkakasan komputer tetapi mod penyampaiannya tidak dibantu peralatan komputer contohnya menggunakan helaian transparensi menggunakan cetakan komputer atau melalui edaran lembaran kerja atau ‘hand-out’ samada berbentuk grafik atau teks yang diambil daripada internet, CD-ROM atau perisian aplikasi seperti ‘powerpoint’ atau ‘words’.

Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan dengan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide area network) ajaran dan medan computer peribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung dengannya boleh melakukan komunikasi diantara satu sama lain (Brace, 1997). Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi kerana tiada satu pihak pun yang mengatur dan memilikinya.

Brace juga menyebutkan Internet sebagai suatu “kesepakatan”, kerana untuk membolehkan hubungan dan berkomunikasi setiap komputer harus menggunakan protokol piawai iaitu TCP/IP ( Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang disetujui bersama. Dengan kata lain walaupun suatu komputer terhubung ke dalam jaringan Internet, tetapi kalau ia tidak menggunakan komunikasi pengiriman dan penerimaan yang piawai telah disetujui tersebut, maka komunikasi tidak boleh dilaksanakan.

 

  1. B.     APLIKASI DAN CIRI-CIRI INTERNET SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN

Terdapat berbagai-bagai kemudahan aplikasi internet yang mampu memberikan sokongan keperluan yang tidak terhingga kepada para pendidik. Zawawi (1999) menyenaraikan enam kemudahan internet yang utama yang boleh menyokong keperluan pendidikan masakini iaitu E–mail (Mel Eletronik), Laman Web (WWW), Internet Relay Chat (IRC), Telnet, Kumpulan Diskusi dan Berita (News group) ,File Transfer Protocal (FTP) dan Telesidang Video (Video Conferencing)

 

  1. a.      Mel Elektronik (E-mail)

Mel eletronik adalah satu perkhidmatan komunikasi melalui internet. Mel elektronik biasanya bentuk teks. Tetapi ia juga boleh melibatkan imej grafik dan suara (voice mail). Setiap pesanan yang dihantar, akan melibatkan kos yang amat minimum. Pesanan dan pertanyaan boleh ditulis bila-bila masa dan dihantar dari rumah atau pejabat dan akan sampai kepada penerima dalam masa yang singkat. Penghantaran maklumat tersebut boleh dilakukan sama ada dari seorang ke seorang atau dari seorang kepada ramai, iaitu sekumpulan penerima secara serentak.

Antara aktiviti yang boleh dilakukan oleh guru dengan mengunakan e-mail ialah berkomunikasi secara dalaman dan luaran sesama guru, ibu-bapa, pelajar dan pihak jabatan serta kementerian, mendapatkan khidmat nasihat pakar dan bantuan teknikal, berkongsi dan bertukar pendapat berhubung dengan proses pengajaran dan pembelajaran, teknik pengajaran terbaik, idea kreatif dan inovatif, latihan dan penilaian, bahan bantu mengajar dan sebagainya dan menghubungi agensi pusat dan swasta serta institusi pendidikan lain mengenai sesuatu program dan polisi yang di gunakan khususnya dalam menyelesaikan sesuatu masalah yang timbul (Zulkifli, 1998).

Antara aktiviti yang boleh dilakukan oleh pelajar melalui e-mail ialah berkongsi

menjalankan sesuatu projek dengan pelajar di sekolah-sekolah lain, berbincang dengan

rakan dari kalangan berbagai budaya dan latarbelakang negara mengenai berbagai isu

semasa, mengalakkan perkembangan bahasa terutama bahasa Inggeris melalui

komunikasi dengan rakan pena di luar negara, dan memperolehi bahan dan teknik di

dalam menyelesaikan sesuatu masalah pelajaran secara “on-line“.

Seorang guru atau pensyarah boleh menerima dan memeriksa hasil tugasan pelajarnya melalui kemudahan e-mail. Kajian oleh Christie (1996) terhadap penggunaan mel eletronik dan penerokaan maklumat di kalangan para pelajar sekolah rendah mendapati bahawa, selain daripada semangat belajar secara kumpulan (cooperative learning), para pelajar juga semakin mesra dengan alat teknologi ini dan sentiasa berusaha untuk meneroka ‘alam yang baru ditemui’ (virtual reality). Kang (1995) dalam kajiannya untuk menilai kesan aktiviti mel eletronik ke atas sikap pelajar terhadap internet telah mendapati bahawa para pelajar amat kagum dan tertarik kepada internet.

Zoraini (1996) menambah aktiviti-aktiviti seperti di atas akan memberi banyak faedah kepada para pelajar. Ini termasuk pelajar lebih peka terhadap isu semasa dunia, dapat membiasakan diri dengan aplikasi komputer, berpeluang menjalankan aktiviti kumpulan dan dapat meningkatkan kemahiran berfikir, kemahiran bahasa atau kemahiran berkomunikasi.

 

  1. b.      Laman Web ( World Wide Web)

Rangkaian sedunia WWW adalah sebahagian daripada internet dan merupakan satu koleksi besar dokumen yang dikenali sebagai ‘halaman web’ (TMB, 1998, Crumlish, 1996). Halaman web merupakan komponen yang menjadikan internet lebih menarik dan paling diminati oleh sesiapa sahaja yang dapat mengaksesnya. Dengan lebih 50 juta tapak halaman web dan dengan pertumbuhan 10 peratus setiap hari, halaman web merupakan sumber maklumat tak terhingga kandungannya. Para pendidik boleh mendapatkan kandungan teks penuh, artikel, rancangan pengajaran dan lain-lain bahan pengajaran pembelajaran seperti maklumat mengenai projek-projek yang boleh dijalankan oleh pelajar, pendidikan keibu-bapaan dan maklumat kesihatan serta bermacam-macam. Laman (http://k12.cnidr.org:90/web.intro.html) contohnya menghuraikan cara-cara menggunakan World Wide Web khususnya dalam mereformasikan kurikulum. Crumlish (1996) mencadangkan supaya WWW dalam pendidikan dugunakan sebagai tutor, pusat sebaran dan penerbitan, medan perbincangan (forum), dan pemandu (search engine).

 

  1. c.       Internet Relay Chat

Internet Relay Chat (IRC) biasanya merujuk kepada sekumpulan orang berbual sesame sendiri dengan menggunakan papan kekunci. Walau bagaimanapun pada hari ini sudah terdapat perisian yang membolehkan komunikasi secara audio dan visual dengan bantuan beberapa alatan tambahan. Komunikasi seperti ini sering disebut sebagai telesidang (video conferencing). IRC menyediakan berbagai-bagai tajuk perbualan dan pengguna-pengguna di seluruh dunia berbincang tentang berbagai tajuk tersebut secara serentak.

IRC berasaskan model pelayan pelanggan dimana perisian pelanggan dan pelayan diperlukan untuk melihatnya. Antara perisian yang terkenal ialah mIRC (http://www.mirc.com ), netmeeting, ICQ ( http://www.mirabilis.com ). Perisian pelanggan IRC akan berkomunikasi dengan pelayan IRC dalam Internet. Pengguna log masuk pelayan dengan menggunakan perisian pelanggan dan kemudian pilihlah saluran yang diminati. Melalui kemudahan yang disediakan oleh beberapa web server (contohnya Xoom – http://www.xoom.com ) , pengguna berpeluang membina ruang perbualan sendiri. Ruang-ruang perbualan ini boleh diubahsuai untuk digunakan sebagai bilik mesyuarat siber.

 

  1. d.      Telnet

Telnet ialah kemudahan menggunakan komputer yang berlokasi di benua lain, seolah-olah sama seperti menggunakan komputer yang ditempatkan dalam sebuah bangunan yang sama. Ia menggunakan protokol piawai bagi membolehkan seseorang pengguna komputer membuat sambungan kepada komputer lain. Bagi menggunakan telnet, pengguna hanya perlu melaksanakan atur cara yang dinamakan telnet di komputer sendiri dan beliau akan disambungkan kepada komputer yang dikehendakki. Sebaik sahaja sambungan dibuat, telnet bertindak sebagai agen pertengahan di antara kedua-duanya. Dengan itu semua yang ditaip menggunakan papan kekunci akan dihantar kepada komputer yang dihubungi manakala semua yang dipaparkan oleh komputer yang dihubungi itu akan dipaparkan di skrin di hadapan pengguna.

 

  1. e.       Kumpulan berita dan diskusi

Internet menyediakan pentas-pentas perbincangan dalam pelbagai subjek. Kumpulan berita dan diskusi secara asasnya adalah aplikasi dan lanjutan kepada penggunaan e-mail secara berkesan. Komuniti-komuniti yang terbentuk secara elektronik yang mempunyai minat yang sama membolehkan ahli-ahli yang menyertai kumpulan diskusi berkongsi pendapat dan membantu di antara satu sama lain tanpa batasan sempadan geografi. Terdapat beribu-ribu kumpulan diskusi yang boleh disertai oleh pendidik mengikut minat mereka. Sebaagai contoh senarai kumpulan diskusi eletronik dalam pendidikan boleh didapati dari laman http://k12.cnidr.org:90/list.html

Pangkalan data amat popular dikalangan pendidik dari semua peringkat. Ia membekalkan data-data soal-selidik, artikel-artikel, rancangan pengajaran, ujian dan lain-lain. Contoh pengkalan data yang terdapat di internet ialah ERIC dan Test Collection yang disenggara di Amerika Syarikat. Di Malaysia pula Universiti Teknologi Malaysia dan universiti-universiti tempatan yang lain juga menyediakan katalog bagi berbagai-bagai dokumen elektronik.

 

  1. f.       Pemindahan Fail ( FTP )

Menerusi internet, segala fail sama ada dalam bentuk teks, grafik, audio atau video amat mudah untuk dipindahkan dari satu komputer kepada komputer yang lain dengan menggunakan “File Transfer Protocol (FTP)”. Segala bahan pembelajaran yang terdapat dalam sesuatu server (di mana-mana institusi pendidikan) boleh dipindahkan ke dalam komputer kita di rumah atau di sekolah tanpa mengalami sebarang perubahan.

Pada hari ini, terdapat pelbagai perisian yang boleh dimuat turun (download) sama ada secara percuma ataupun berbayar. Kita juga boleh memuatkan kembali (upload) segala fail ke dalam sesuatu server untuk di pamirkan atau dimanfaatkan oleh orang lain, terutama para pendidik dan pelajar di seluruh dunia. Semuanya menggunakan kemudahan FTP.

 

  1. g.      Telesidang Video

Telesidang adalah sistem penyampaian elektronik yang melibatkan komunikasi dua hala antara dua atau lebih pusat telesidang secara langsung. Telesidang video ini juga amat sesuai bagi melaksanakan Pendidikan Jarak Jauh kerana ia sesuai bagi tujuan menjalankan seminar, kuliah, ceramah jemputan, tutorial, tunjukcara, mesyuarat, perdebatan, persidangan, pembentangan kajian, viva, temuduga dan juga bimbingan kaunseling. Menurut J.Maki (2001) penggunaan telesidang video ini menyelesaikan banyak masalah pembelajaran di kalangan pelajar menerusi guru-guru ICT. Walau bagaimanapun, pelaksanaan telesidang ini memerlukan perancangan dan latihan yang rapi malah latihan dan percubaan perlu dijalankan sebelum menggunakan bahan sokongan media ini.

Berdasarkan kajian, di dapati telesidang ini adalah di antara jenis yang sesuai diaplikasi dalam sistem Pendidikan sesebuah negara yang membangun yang berteraskan teknologi maklumat dan komunikasi seperti yang berlaku di Findland(J.Maki, 2001) dan Singapura (Hu. Chun, 2001)

 

  1. C.    APLIKASI INTERNET SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN

Internet telah digunakan sebagai sumber untuk penyediaan pelbagai bahan dan maklumat yang berkaitan dengan proses pengajaran dan pembelajaran. Ia juga telah digunakan sebagai sebuah saluran komunikasi antara guru dengan guru lain, guru dengan murid, guru dengan ibubapa, atau murid dengan murid lain. Berikut adalah beberapa kategori aplikasi internet dan lokasinya yang telah dibangunkan sebahagiannya untuk tujuan pengajaran dan pembelajaran.

 

Projek

Projek ialah aktiviti pembelajaran secara individu atau kumpulan yang banyak dilakukan diluar kelas. Ianya perlu disiapkan dalam tempoh masa tertentu. Sesuatu projek boleh merangkumi beberapa konsep dan kemahiran yang telah dipelajari. Projek berasaskan Internet perlu diintegrasikan ke dalam pelajaran yang biasa diajar di dalam kelas. Kenal pasti terlebih dahulu objektif yang perlu dicapai di dalam kelas. Kemudian fikirkan cara Internet boleh digunakan dengan berkesan. Kemudian, cari bahan yang sesuai dan rancangkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan serta menjayakan projek tersebut.

Terdapat beberapa projek yang telah dan boleh dijalankan oleh para guru berasaskan kepada Internet. Antara beberapa tapak web yang mempunyai cadangan tersebut ialah http://www.nptn.org.cyber.serv/AOneP/academyone/project-index.html ,

http://www.gsn.org, http://www.stolaf.edu/network/lecc/, dan

http://www.nptn.org.cyber.serv/AoneP/academyone/Project-index.html

 

Rancangan Pengajaran (Lesson Plans)

Terdapat beratus-ratus rancangan pengajaran yang telah disediakan oleh para guru dari seluruh pelusuk dunia yang boleh dimanfaatkan oleh guru-guru lain. Selain dari matematik, rancangan pelajaran tersebut meliputi pelbagai mata pelajaran yang lain. Antara tapak-tapak web yang boleh kita lawati untuk mendapatkan rancangan pengajaran ialah http://wwwsci.lib.Uci.edu/SEP/SEP.Internet untuk subjek sains,

http://www.csun.edy:80/hceduo13/ untuk sains sosial,

http://forum.swarthmore.edu/arithmetic/arith.units.html untuk matematik,

http://www.teachnet.com/lesson.htmlhttp://www.mmserve.com/educ untuk English dan

http://www.coe.missouri.edu/~kyle/edu.html khusus untuk penyediaan perancangan pengajaran.

 

Bahan maklumat yang menarik dan terkini

Internet mendedahkan pelajar kepada pelbagai bahan. Bahan-bahan seperti imej bumi yang diambil dari satelit di seluruh dunia atau maklumat tentang puting beliung, fakta-fakta negara, pelbagai jenis penyakit boleh diperolehi dengan. Tambahan pula, maklumat seperti ini lebih terkini daripada apa yang dapat diperolehi dari sumber lain. Guru juga dapat mengatur supaya pelajar membuat lawatan ke tempat-tempat menarik di seluruh dunia secara elektronik. Muzium, tempat-tempat bersejarah seperti Melaka dan tempat-tempat menarik seperti Grand Canyon dan Niagara Falls terdapat di dalam Internet, khususnya World Wide Web. Gambar dan maklumat tentang tempat-tempat ini dapat diperolehi dengan cepat dan mudah.

 

Bahan bacaan dan kemahiran berbahasa

Di dalam internet juga terdapat beribu majalah dan jurnal yang diterbitkan secara berkala, sama ada harian, mingguan atau bulanan. Begitu juga dengan akhbar yang menjadi sumber maklumat, khususnya berhubung dengan peristiwa dan isu semasa yang berlaku di seluruh dunia. Pelajar boleh diminta untuk mendapatkan berita tentang sesuatu perkara melalui akhbar dari seluruh dunia, dan bandingkan cara penyampaian berita di lain-lain negara. Cara ini mungkin sesuai bagi pelajar-pelajar peringkat menengah atas. Search engine untuk mendapatkan akhbar, majalah atau bahan-bahan bacaan tertentu dengan menulis tajuk yang diingini. Kebanyakkan akhbar terkemuka diseluruh dunia menyediakan versi elektroniknya di internet.

Guru dan pelajar juga dapat menggunakan internet untuk mempertingatkan kemahiran menulis. Mel elektronik merupakan aplikasi utama di sini. Semasa menyertai forum sebegini melalui mel elektronik, pelajar biasanya lebih prihatin dan teliti dalam menulis. Mereka akan memastikan ejaan dan nahu betul dan apa yang dibangkitkan memberi imej yang positif bukan sahaja mereka sendiri tetapi sekolah, masyarakat dan negara. Terdapat beberapa tapak web seperti kidlink  (http://www.kidlink.org/) yang menyediakan aktiviti forum untuk disertai pelajar dari umur 10 tahun hingga 14 tahun untuk berhubung antara satu sama lain dengan membincangkan topik yang telah ditetapkan.

 

Perkongsian maklumat

Selain itu, guru sendiri boleh berhubung dengan guru lain untuk berkongsi sumber, idea ataupun masalah khususnya melalui kumpulan diskusi elektronik. Terdapat berpuluh-puluh kumpulan diskusi elektronik di dalam internet yang boleh disertai secara percuma oleh guru di seluruh dunia. Beberapa contoh kumpulan diskusi elektronik yang meliputi pelbagai bidang dan topik boleh didapati dari laman berikut: http://www.educ.kent.edul/deafed/whahome.httm. Guru juga dapat membaca artikel yang berguna untuk mempertingkatkan diri mereka sebagai pendidik atau untuk mendapatkan idea bagi mengintegrasikan teknologi di dalam bilik darjah. Antara jurnal berkenaan yang ada di dalam internet ialah http://fromnowon.org dan http://www.thejournal.com.

 

Saluran komunikasi

Para guru dan pelajar juga berpeluang berkomunikasi antara satu sama lain melalui internet, sama ada secara lisan atau tulisan. Terdapat beberapa kemudahan berupa perisian atau komputer server yang telah menyediakan kemudahan tersebut. Antara bentuk saluran komunikasi atau perisian yang terdapat melalui internet ialah Internet Relay Chat (IRC), Discussion group, Internet phone, netmeeting, cooltalk dan sebagainya, Video Conferencing, ICQ dan lain-lain.

 

 

 

 

  1. D.    PERBINCANGAN

Di Malaysia, Internet menjadi sebahagian dari kelengkapan sekolah terutamanya di sekolah bestari seawal Januari 1999. Sepatutnya, semua sekolah menengah akan mendapat akses ke internet tahun 2000. Sehingga kini, walaupun terdapat kes-kes terpencil beberapa buah sekolah yang masih ketiadaan kelengkapan internet, boleh dikatakan semua sekolah Bandar terhubung melalui internet. Dengan yang demikian, semua ciri-ciri internet yang telah diterangkan di atas adalah dalam jangkauan sekolahsekolah bandar. Namun ini tidak bererti bahawa pengguna-pengguna di Malaysia khususnya dari kalangan guru dan pelajar celik dengan ciri-ciri internet ini. Dari pemerhatian kasar, perkara-perkara berikut tidaklah kerterlaluan jika diketengahkan sebagai isu yang boleh dibincangkan terus mengenai tahap aplikasi internet dalam pengajaran dan pembelajaran.

Isu pertama adalah tentang penggunaan IRC dan kemudahan-kemudahan sepertinya termasuk Discussion Group atau Forum. Hakikatnya, IRC bukan direkabentuk khusus untuk guru dan pelajar semata-mata. Ia adalah untuk semua lapisan masyarakat dan falsafah rekabentuknya berasaskan nilai komersil. Dengan itu suasana yang disediakan oleh IRC lebih berbentuk sensasi (glamour) dimana,contohnya, tajuk-tajuk perbualan yang disediakan lebih kepada yang berbentuk hiburan. Dengan itu, pengguna dengan tidak secara langsung akan terpanggil untuk melawati sidang perbincangan yang mungkin pada masa itu tidak langsung bermanfaat kepadanya.

Isu kedua juga tentang kebergunaan IRC kepada pelajar, lebih-lebih lagi pelajar di peringkat menengah atau yang lebih rendah. Walaupun tajuk perbualan yang ditawarkan di IRC secara umumnya berkait dengan pelajar, contohnya fizik, terdapat kemungkinan topik yang dibincangkan terlalu mendalam dan terperinci sehingga pelajar tidak termampu memahami apa yang dibincangkan apatah lagi untuk menyertainya. Dalam konteks ini, kebergunaan IRC dan Discussion Group atau Forum kepada pengajaran dan pembelajaran boleh dipertikaikan.

Isu ketiga adalah mengenai Telnet. Kemudahan yang Telnet sediakan boleh dianggap khusus sehingga pengguna perlu mematuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan keselamatan data dan sebagainya. Adakah pelajar memerlukan kemudahan seperti ini sedang syarat-syarat yang dikenakan mungkin membebankan pelajar itu sendiri atau mereka langsung tidak memahaminya? Mungkin ya bagi sekumpulan kecil pelajar diperingkat pasca ijazah. Namun kumpulan terbesar pelajar yang memerlukan bimbingan pengajaran dan pembelajaran berbantukan media adalah diperingkat rendah dan menengah. Jelas bahawa Telnet juga tidak direkabentuk dengan memikirkan pelajar bawahan sebagai penggunanya.

Isu keempat adalah mengenai kebergunaan FTP bagi pelajar-pelajar rendah dan menengah. Permasalahannya adalah, seperti juga Telnet, kumpulan pengguna yang menjadi sasaran kemudahan itu ialah pelajar di peringkat tinggi, terutama nya pelajarpelajar di tahun-tahun akhir pengajian di universiti. Dengan itu suasana yang disediakan bagi pengguna FTP tidak benar-benar user friendly. Protokol bagi FTP untuk kegunaan umum disediakan masih menggunakan low level programming language yang membuatkan ia tidak user friendly dan dengan itu tidak mampu digunakan untuk pengguna-pengguna yang mempunyai pilihan lain selain FTP. Dalam kes ini, pelajar rendah dah menengah akan secara automatik tidak merasa layak menggunakan FTP.

Isu kelima adalah laman web sebagai ciri internet untuk pengajaran dan pembelajaran. Permasalahannya berkait rapat dengan isu kos. Penyenggaraan laman web memerlukan pembiayaan dan dengan itu penyedia laman web terpaksa menampung kos dengan membenarkan pengiklanan di lamannya. Ini memberikan masaalah dari segi carian. Search engine masa kini masih tidak mampu untuk mensisihkan laman-laman web yang kurang relevan semasa carian dibuat dan pemaparan iklan melambatkan carian. Tumpuan pengguna, lebih-lebih lagi pelajar yang kurang sirius akan terpesong ke laman-laman web yang tidak bermanfaat pada masa itu yang diiklankan semasa proses carian. Ini juga membuktikan bahawa laman web bukan ciri internet yang sewenang-wenangnya boleh dianggap baik untuk pengajaran dan pembelajaran.

 


 

BAB III

KESIMPULAN

 

Dari apa yang dipaparkan di atas, beberapa kesimpulan penting dapat dibuat mengenai ciri-ciri internet dan aplikasinya kepada bidang pengajaran dan pembelajaran. Pertama, jelas bahawa internet adalah kemudahan moden yang mempunyai ciri-ciri yang membolehkan ia menjadi media pengajaran dan pembelajaran. Ciri-ciri ini ialah E–mail (Mel Eletronik), Laman Web (WWW), Internet Relay Chat (IRC), Telnet,

 

Kumpulan Diskusi dan Berita (News group) dan File Transfer Protocal (FTP). Kedua, Pengaplikasian ciri-ciri ini kepada proses pengajaran dan pembelajaran, bagi guru dan pelajar, tampak mudah atas alasan ia tersedia secara percuma kepada semua lapisan pengguna. Namun, dengan fakta-fakta yang telah dibincangkan, jelas bahawa kebergunaan ciri-ciri ini kepada pelajar adalah terhad. Yang pasti ciri-ciri ini mungkin tidak langsung memikirkan kebergunaannya kepada golongan majoriti pelajar yaitu pelajar-pelajar peringkat rendah dan menengah. Oleh yang demikian, apa-apa usaha kearah menggunakan internet sebagai media pengajaran dan pembelajaran perlu pertama-tamanya menangani isu-isu asas ini. Kebergunaan ciri-ciri internet dengan itu bergantung kepada pengaplikasian yang bijak yang boleh menjawab permasalahanpermasalahan ini.

 

 


 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  • Abbas, K., (1989); Pusat Sumber Sekolah Struktur dan Organisasi, Utusan Publication & Distributors Sdn. Bhd; Kuala Lumpur.
  • Bier, M. et. al. (1996). “Personal Empowerment in the Study of Home Internet Use by Low-Income Families”. Journal of Research on Computing in Education. Volume 28 (5).
  • Crumlish, C. (1996). The ABCs of the Internet. Singapore: Tech Publications Pte Ltd.
  • Hu, Chun et.al, 2001. Multipoint Desktop Videoconferencing For Teacher Training : A Singapore Experience. Multimedia Desktop Video Conferencing On Educational Multimedia, Hypermedia and Telecommunication. Proceeding . (13th, Tampere, Findland. June 25-30).IR 012 194.
  • Ismail, M. A, dan Razali, N. (2003), Aplikasi Teknologi Maklumat dan Komunikasi Dalam Pengajaran dan Pembelajaran : Perspektif Dalam Mata Pelajaran Kimia SPM; Universiti Kebangsaan Malaysia.
  • J.Maki. 2001. Is It Possible To Teach Music In A Classroom From Distance of 1000km?
  • Learning Environment of Music Education Using ISDN-Video Conferencing. EDMedia Advancement of Computing In Education Multimedia, Hypermedia and Telecommunication. Proceeding . (13th, Tampere, Findland. June 25-30).IR 012 194
  • Kang, W. C. (1995). The effects of internet sessions on student’s attitudes towards the internet: A case study. Tesis Sarjana Pendidikan. UM
  • Telekom Malaysia Berhad (1998). Mengenali dan Mengguna Internet. Kuala Lumpur: Federal Publications.
  • Tengku Zawawi b. Tengku Zainal (1999), Buletin JASA, Jil 2 Bil 2.
  • Zoraini Wati Abas (1996). “ Internet untuk pendidikan “. Kertas yang dibentangkan dalam Seminar Internet Dalam Pendidikan. Johor Bahru. MPTI

KONSUMSI ANAK DALAM TEKS SASTRA DI SEKOLAH

BAB I

PENDAHULUAN

 

Karya sastra merupakan refleksi dari kehidupan nyata sebagai hasil renungan dari realita kehidupan yang dilihat. Sastra mengandung eksplorasi mengenai kebenaran kemanusiaan. Sastra juga menawarkan berbagai bentuk kisah yang merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu. Apalagi pembacanya adalah anak-anak yang fantasinya baru berkembang dan menerima segala macam cerita terlepas dari cerita itu masuk akal atau tidak.

Sebagai karya sastra tentulah berusaha menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan, mempertahankan, serta menyebarluaskannya termasuk kepada anak-anak. Sesuai dengan sasaran pembacanya, sastra anak dituntut untuk dikemas dalam bentuk yang berbeda dari sastra orang dewasa hingga dapat diterima anak dan dipahami mereka dengan baik. Sastra anak merupakan pembayangan / pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke dalam bentuk struktur bahasa anak. Sastra anak merupakan sastra yang ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang anak. Sastra tentang anak bisa saja isinya tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi sastra untuk anak sudah tentu sengaja dan disesuaikan untuk anak-anak selaku pembacanya.

Dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian, anak memerlukan segala informasi tentang dunia, tentang segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekelilingnya. Anak juga ingin mengetahui berbagai informasi tentang apa saja yang dijangkau pikiranya. Informasi yang diperlukan dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti media cetak, media elektronika, dan buku bacaan, termasuk bacaan sastra. Namun, dalam usia yang masih sangat muda anak masih belum dapat memilih dan memilah bacaan sastra yang baik.

Anak akan membaca apa saja bacaan yang ditemui dan menarik bagi dirinya., tak peduli sesuai atau tidak untuknya. Bacaan yang dikonsumsi anak tentu akan berpengaruh pada perkembangan sikap, mental, dan perilaku anak yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya anak akan meniru dari apa yang dilihat atau apa yang dibacanya.


BAB II

KONSUMSI ANAK DALAM TEKS SASTRA

DI SEKOLAH

 

  1. A.    Teks Sastra yang Dikonsumsi Anak

Perkembangan anak akan berjalan wajar dan sesuai dengan periodenya bila disugui bahan bacaan yang sesuai pula. Pembelajaran sastra di sekolah diarahkan dengan menyajikan sastra yang memang sesuai dengan perkembangan kepribadian anak.Artinya sastra anak yang memang layak dikonsumsi bagi anak-anak. Sastra yang akan dikonsumsikan bagi anak harus mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar mereka atau ada di dunia mereka, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.

Sarumpaet mengatakan persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta yang erotis, kebencian, kekerasan dan prasangka, serta masalah hidup mati tidak didapati sebagai tema dalam bacaan anak. Begitu pula pembicaraan mengenai perceraian, penggunaan obat terlarang, ataupun perkosaan merupakan hal yang dihindari dalam bacaan anak. Artinya, tema-tema yang disebut tidaklah perlu dikonsumsi oleh anak. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, tema-tema bacaan anak pun berkembang dan semakin bervariasi. Jenis-jenis bacaan anak misalnya, pada sepuluh tahun yang lalu sangat sedikit (atau bahkan tidak ada), sangat mungkin telah hadir sebagai bacaan yang populer tahun-tahun belakangan ini.

Sastra yang dikonsumsi anak secara umum dapat berupa cerita maupun paparan puisi. Ditinjau dari sasaran pembacanya, sastra anak dapat dibedakan antara sastra anak untuk sasaran pembaca kelas awal, menengah, dan kelas akhir atau kelas tinggi. Sastra anak secara umum meliputi :

(1) buku bergambar.

(2) cerita rakyat, baik berupa cerita binatang, dongeng, legenda, maupun mite.

(3) fiksi sejarah.

(4) fiksi realistik.

(5) fiksi ilmiah.

(6) cerita fantasi.

(7) biografi.

Selain berupa cerita, sastra anak juga berupa puisi yang lebih banyak menggambarkan keindahan paduan bunyi kebahasaan, pilihan kata dan ungkapan, sementara isinya berupa ungkapan perasaan, gagasan, penggambaran obyek ataupun peristiwa yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. (Saryono :20) Untuk mengetahui teks sastra yang sesuai perlu mempertimbangkan kesesuaiannya bagi tingkat perkembangan kognitif, tingkat perkembangan bahasa, maupun tingkat perkembangan moral anak. Untuk memahami apakah teks sastra untuk anak telah sesuai dengan tingkat perkembangan anak yang perlu memperhatikan

1)      format buku.

2)      cara penulisan.

3)      penyajian.

4)      bahasa yang digunakan.

5)      isi bacaan. Format buku pada teks sastra ditulis dalam format kuarto.

Sebab itulah bacaan sastra untuk anak usia tersebut biasa disebut sebagai big books atau buku besar. Istilah besar selain mengacu pada format bukunya juga mengacu pada tulisan maupun gambar yang disajikan. Sajian tulisan dan gambar itu pun digarap secara berimbang, bahkan biasanya sajian gambarnyalah yang lebih kuat. Cara penyajiannya selain mempertimbangkan ukuran huruf dan kemudahan identifikasi huruf bagi anak kelas awal SD, kekayaan gambar, juga memperhatikan penggarapan aneka warna dalam bentuk sajian gambar yang hidup dan menarik. Ditinjau dari bahasa yang digunakan (1) kata-kata yang digunakan acuan maknanya bersifat konkret, (2) kata-kata yang digunakan dapat membentuk paduan bunyi sehingga secara lisan menarik dan enak untuk dibaca, (3) tidak menggunakan kalimat komplek, dan (4) penanda hubungan kalimat yang satu dan yang lain tertampil secara eksplisit. Dalam hal ini, kata maupun kalimat yang digunakan secara jelas juga menunjukkan pertalian dengan gambar yang disajikan. Melalui cara demikian proses memahami ujaran kebahasaan tersebut terbantu lewat gambar yang disajikan.

Edi Puryanto-Konferensi Internasional Kesusastraan XIX / HISKI halaman 4 dari 8 Batu, 12-14 agustus, Dilihat dari isinya, apabila teks sastra anak itu berupa cerita, cerita tersebut hanya didukung oleh sekitar 2 atau 3 pelaku. Peristiwa ataupun cerita yang

digambarkannya juga sederhana dan jelas karena hanya berfokus pada satu peristiwa. Peristiwa itu pun dikembangkan menuju klimaks dan penyelesaian yang menyenangkan anak. Dilihat dari nilai fungsionalnya, pada jenjang kelas awal SD penggunaan bacaan sastra anak dapat dimanfaatkan untuk (1) mengembangkan daya imajinasi, (2) pemahaman perbedaan bentuk, warna, jumlah, dan ukuran, (3) membangkitkan pemahaman tentang benda atau kenyataan tertentu, serta (4) membangkitkan kesadaran tentang kesehatan, kebersihan, bersikap pada orang lain dengan acuanacuan yang bersifat konkret.

Masa anak-anak (4-7 tahun) merupakan periode terpenting bagi pembentukan

pribadi anak. Pada masa itu anak membutuhkan kematangan emosi, fantasi atau imajinasi. Dalam berfantasi mereka kadang-kadang melambung terlalu tinggi dan jauh dari alam nyata. Atas dasar fantasi tersebut anak-anak menggemari dongeng atau cerita yang penuh keajaiban, kesaktian, jagoan dan petualangan para tokoh. Misalnya, dalam cerita film Doremon, Kapten Tsubasa, Saras Pembela Kebenaran dan lain-lain.

Berdasarkan perkembangan usia, anak sudah dapat menerima dan merasakan intisari sastra. Dengan kecerdasan otaknya, anak-anak sangat peka terhadap keindahan, dendang lagu, dan sejumlah syair yang selaras dengan dunianya. Mereka sangat mudah menghafal syair lagu anak-anak.Misalnya Pelangi-pelangi, Lihat kebunku, Kasih Ibu kepada Beta, Naik Delman dan lain-lain. Kemudahan dalam menghafal syair lagu, walaupun masih sangat polos sering membuat pihak lain menjadi terhibur. Perhatikan syair lagu Kasih ibu berikut:

Kasih Ibu

kasih ibu kepada beta

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi

Tak harap kembali

Bagai sang surya Menyinari dunia

Anak-anak pada umumnya dapat menangkap isi cerita yang yang dikisahkan oleh gurunya. Teks sastra yang sangat disenangi mengandung cerita lucu, puisi humor, dan sangat sederhana yang mudah dipahami. Pada usia Sekolah Dasar (7-13 tahun) selain mendengarkan cerita , anak-anak pada umumnya sudah dapat membaca. Mereka termasuk pengamat yang teliti dan serius terhadap dunianya yang sudah dapat berpikir relistis dan mulai senang menilai baik dan buruk terhadap lingkungan sekitarnya. Anak pada usia ini sudah mulai terbuka pikiranya, terbuka bakat dan minatnya, ingin tahu seluk beluknya, dan mulai ingin menelaah segala ilmu pengetahuan, serta ingin mencoba berpetualang. Pada Kelas tinggi di SD mulailah anak merindukan atau mengidolakan sesuatu. Sehingga mereka menggunakan kata-kata mutiara, tutur kata yang indah, senang membuat catatan harian, dan mulai bermain-main dengan kata indah. Dorongan jiwanya yang lebih maju untuk mengetahui realitas, membuat mereka dibanjiri berbagai pengaruh yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu itu Teks sastra yang dapat dikonsumsi untuk usia yang demikian ini harus kontekstual dan tidak menggurui. Artinya teks tersebut harus terfokus pada substansi anak, yang meliputi

1)      pengalaman jiwa anak yang terbatas (pada umumnya lebih menyukai fabel, cerita tentang binatang, tumbuhan, alam, dan cuaca; penguasaan kosakata yang masih terbatas; dan cerita sederhana, tidak terlalu panjang, dan alur yang lurus).

2)      perlu diberi karya-karya yang bersangkut paut dengan kekeluargaan.

3)      tema cerita yang dapat mengembangkan imajinasi anak dengan gaya bercerita segar dan menarik serta tokohnya dapat memberi suri teladan yang baik.

Perhatikan Cerita 25 Nabi berikut ini:

Kisah Nabi Nuh

Setelah Nabi Nuh menerima wahyu kenabian, kemudin nabi Nuh mengajak kepada perngikutnya untuk menyembah dan mengakui keesaan Tuhan. Dakwah nabi nuh sangat sabar dan tenang selama 5 abad. Namun, Pengikut nabi Nuh hanya sedikit kurang dari seratus orang. Sampai pada waktunya Tuhan murka dengan mendatangkan banjir. Akhirnya umat nabi Nuh tenggelam termasuk anaknya Kan an anaknya. Kecuali Nabi Nuh dan pengikut yang telah membuat kapal sehingga diselamatkan oleh Tuhan.

 

Kisah Nabi Zulkifli Memenangkan Sayembara

Seorang raja tua yang sangat bijaksana mengadakan sayembara. Barang siapa sanggup berpuasa di siang hari serta beribadah di malam hari akan diangkat menjadi penggantinya. Tak ada seorang pun yang bisa melakukannya kecuali Nabi Zulkifli. Akhirnya Nabi Zulkifli diangkat menjadi raja.

 

Kisah Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Daud. Sejak usia muda sudah Nampak kecerdasan dan kebijaksaanan. Beberapa keistimewaan nabi sulaiman ialah bisa berbicara dengan binatang, menguasai jin dan setan. Sedangkan angin menjadi kendaraanya yang mealju cepat. Karena Ketaatan dan kesalehannya kepada Tuhan apapun yang diminta dikabulkannya oleh Tuhan.Nabi Sulaiman memiliki kerajaan besar dan kaya raya.

Dari ketiga cerita yang dikutip dari buku “Kisah 25 Nabi“ maka dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat yang dapat dikomsumsi anak-anak adalah :

1)      Mengandung kata kunci yang bisa diingat oleh semua anak-anak, meski versinya berbeda-beda. Misalnya: pada cerita tentang Nabi Nuh, kata kuncinya ialah Nabi nuh yang sabar, Kapal yang menyelamatkan dan anak nabi Nuh yang durhaka.

2)      Mengandung unsur keteladanan.

Perhatikan puisi yang menjadi juara I lomba penulisan puisi untuk presiden karya Faiz berikut :

Jadi aku mengirim surat ini

Mau mengajak ibu menyamar.

Malam-malam kita bis pergi

ke tempat yang banyak orang

miskinnya.

Pakai baju robek dan jelek.

Muka dibuat kotor.

Kita dengar kesusahan rakyat.

Terus kita tolong.

Petikan puisi di atas menggambarkan bahwa anak-anak memiliki kepedulian terhadap obyek yang terjadi ataupun peristiwa yang telah diamati disekelilingnya. sesuai dengan tingkat perkembangan anak.. Isinya berupa ungkapan perasaan dan ajakan untuk berempati kepada masyarakat kecil..

 

  1. B.     Kontribusi Sastra Anak

Sebagai bacaan yang dikonsumsi anak sastra anak diyakini mempunyai kontribusi yang tidak sedikit bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju arah kedewasaan yang memiliki jatidiri yang jelas. Jatidiri seorang anak dibentuk dan terbentuk lewat lingkungan yang diusahakan secara atau tidak sadar. Lingkungan yang dimaksud amat luas ,termasuk didalamnya sastra, baik sastra lisan yang diperoleh anak melalui tuturan maupun sastra tulis yang diperoleh melalui bacaan. Sastra yang dikonsumsi anak mampu digunakan sebagai salah satu sarana untuk menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarikan nilai-nilai yang baik dan berharga oleh keluarga , masyarakat, dan bangsa.

Pewarisan nilai-nilai yang baik akan dapat bertahan apabila telah tertanam sejak anak masih kecil, dapat dilakukan ketika anak belum berbicara dan membaca. Misalnya dengan nyanyian yang didendangkan orang tua untuk membujuk si kecil agar segera tidur, untuk menghibur dan menyenangkan. Tentunya sastra semacam ini mengandung nilai yang berpengaruh bagi perkembangan kejiwaan bagi anak, misalnya nilai kasih sayang, perhatian dan keindahan.

Perkembangan anak tidak akan wajar manakala tidak didukung kasih sayang dan perhatian . Nilai keindahan dalam nyanyian membangkitkan potensi anak untuk mengembangkan nilai seni pada dirinya, baik dalam pengertian menikmati maupun berekspresi. Pada awal perkembangan anak maka orang tualah yang mula-mula membangkitkan potensi, mengolah jiwa, dan mengajak menikmati keindahan sastra. Sastra yang dikonsumsi anak memiliki kontribusi yang banyak.

Saxby (dalam Nurgiantoro, 2005 :36) mengemukakan bahwa kontribusi sastra anak membentang dari dukungan terhadap pertumbuhan berbagai pengalaman (rasa, emosi, bahasa, personal (kognitif, sosial, etis, spiritual), eksplorasi dan penemuan, namun juga petualangan dalam kenikmatan.

Sementara itu Huck dkk. (1987) mengemukakan bahwa nilai satra anak secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua kelompok,yaitu nilai personal (personal value) dan nilai pendidikan (education value) dengan masing-masing dapat dirinci menjadi subkategori.

Nurgiantoro(2005 :37) menguraian nilai personal meliputi perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, pertumbuhan rasa etis dan religius. Sedangkan nilai pendidikan meliputi eksplorasi dan penemuan, perkembangan bahasa, perkembangan nilai keindahan, penanaman wawasan multikultural, dan penanaman kebiasaan membaca.

 

BAB II

KESIMPULAN

 

Dalam pembelajaran sastra anak di sekolah, teks sastra, khususnya cerita harus sesuai dengan perkembangan anak didik, dengan mempertimbangkan faktor usia, keberagaman tema, keberagaman pengarang, dan isi cerita. Begitu pula dengan puisi anak-anak. Puisi anak-anak bahasanya lugas dan sederhana. Tidak ada kerumitan kiasan seperti puisi orang dewasa. Diksinya pun biasanya hanya sekedar variasi dari sinonim kata.

Anak-anak sebagai mahluk yang polos sebaiknya tidak disuguhi tulisan-tulisan atau tayangan-tayangan yang belum bisa mereka cerna dengan baik, atau belum pantas untuk mereka. Dengan begitu perkembangan anak akan berjalan sewajarnya dan sesuai dengan periodenya. Untuk itu sebagai orang tua hendaknya dapat memilih dengan benar mana sastra anak yang sebenar-benarnya. Artinya sastra anak yang memang diperuntukkan bagi anak-anak. Karena terlalu banyak orang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan anak-anak sebagai konsumen mereka. Baik melalui cerita anak, puisi, maupun drama (film).

Untuk itu alangkah baiknya kita mengetahui hakikat sastra anak dan ciri sastra anak itu sendiri. Secara garis besar, ciri dan syarat sastra anak, yaitu:

  1. Cerita anak mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelitbelit, menggunakan setting yang ada di sekitar mereka atau ada di dunia mereka, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.
  2. Puisi anak mengandung tema yang menyentuh, ritme yang meriangkan anak, tidak terlalu panjang, ada rima dan bunyi yang serasi dan indah, serta isinya bisa menambah wawasan pikiran anak.

Namun alangkah bijaknya jika sastra anak digunakan oleh guru dan orang tua sebagai sarana mereka untuk mendidik, menghibur dan menjalin kedekatan emosi dengan anak. Oleh karena itu, temanilah dan bimbinglah anak saat membaca, mengapresiasi, mengkreasi karya.

DAFTAR PUSTAKA

 

  • Bobo. 2004. Profil: Abdurahman Faiz Kecil-kecil Jadi Penyair. Edisi ke XXXI Hal: 6-7.
  • Ibrahim, Idi Subandy. 2007. Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.
  • Murtiningrum, dkk. 2004. Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Nurgiantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak; Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  • Rahimsyah, MB. Kisah Nyata 25 Nabi dan Rasul . Surabaya : Karya Ilmu.
  • Santosa, Puji, dkk. 2004. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.Universitas Terbuka
  • Saryono, Djoko. Pengertian dan Ciri Sastra Anak.
  • Sarumpaet, Riris K. Toha. 1975. Bacaan Anak-Anak; Suatu Penyelidikan Pendahuluan ke dalam Hakekat, Sifat, dan Corak Bacaan Anak-anak serta Minat Anak pada Bacaannya . Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.